Rabu, 27 April 2022

Pentingnya Memahami Hukum Adopsi Anak dalam Islam: ADOPSI sebaiknya tidak dilakukan

sumber: pngwing.com

Akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang melanggar norma agama, seperti perselingkuhan/hubungan berlebihan yang tidak wajar antara anak angkat perempuan dan ayah angkatnya. Hubungan tidak wajar ini terjalin akibat tidak pahamnya tentang hukum agama antara anak angkat/adopsi dengan ayah angkatnya. Mereka berdua menjalin hubungan melebihi kewajaran, berdua-duaan, bersentuhan, bahkan hal-hal lain yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Ulama Nahdlatul Ulama (NU) dalam Munas Alim Ulama di Situbondo, Jawa Timur pada 21 Desember 1983 juga telah menetapkan fatwa tentang Adopsi. Dalam fatwanya ulama NU menyatakan, "Mengangkat anak orang lain untuk diperlakukan, dijadikan, diakui sebagai anak sendiri hukumnya tidak sah.''

ADOPSI anak termasuk diantara ADAT atau TRADISI JAHILIYAH. Orang-orang jahiliyah dahulu biasa mengadopsi anak, kemudian anak angkat tersebut dianggap sebagaimana anak kandung. Anak angkat tersebut dinasabkan (di-bin-kan) kepada bapak angkatnya, tidak dinasabkan kepada bapak kandungnya. Juga dianggap sebagai mahramnya. Misalkan, setelah sang anak perempuan adopsi beranjak dewasa dan mencapai usia baligh, tetap tinggal satu rumah dengan ayah angkatnya dan tidak menutup aurat ketika berada di rumah. Hal inilah yang dinamakan jahiliyah.

Allah SWT menurunkan dalam ayat:

وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ أَبْنَاءَكُمْ ذَلِكُمْ قَوْلُكُمْ بِأَفْوَاهِكُمْ وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ ؛ ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا 

"Dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah SWT mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar)"

Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. Itulah yang lebih adil pada sisi Allah SWT. Dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu (hamba sahayamu). Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang sengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab [33]:4-5).

Juga dalam hadits dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu'anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Siapa yang menisbatkan dirinya sebagai anak dari orang yang bukan bapak kandungnya, padahal ia tahu orang itu bukan bapak kandungnya, maka ia kufur" (HR. Bukhari no. 3508, Muslim no. 61).

Dalam hadits dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Siapa yang menisbatkan dirinya sebagai anak dari orang yang bukan bapak kandungnya, atau menisbatkan diri kepada selain keluarganya, maka baginya laknat Allah yang terus menerus sampai hari Kiamat" (HR. Abu Daud no. 5115, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

AYAT dan HADITS diatas menunjukkan TERLARANGNYA menisbatkan diri kepada ayah yang bukan ayah kandungnya atau menisbatkan nasab yang bukan nasabnya. Dan perbuatan ini termasuk DOSA BESAR.

Ini menunjukkan terlarangnya adopsi anak, jika anak tersebut dianggap anak sendiri dan dinasabkan kepada orang tua asuhnya.

ANAK ADOPSI statusnya tetap AJNABI (ORANG LAIN). Jika ia anak lelaki, maka ia bukan mahram bagi ibu asuhnya, tidak boleh melihat auratnya, atau bersentuhan, atau berduaan.

Jika ia anak perempuan, maka ia bukan mahram bagi ayah asuhnya, sang bapak tidak boleh melihat aurat anak adopsinya, atau bersentuhan, atau berduaan, dan juga TIDAK BOLEH menjadi wali nikahnya.

Tentu ini akan menjadi sulit ketika anak adopsi sudah mulai baligh dan terkena beban syariat, sedangkan ia tinggal serumah dengan orang tua asuhnya.

Jika ia wanita, harus berjilbab sempurna di dalam rumah. Jika ia lelaki, maka ibu asuhnya harus berjilbab selalu di dalam rumah. Dan adab-adab lainnya terkait sentuhan, melihat aurat, berduaan dan lainnya.

Maka bagi yang ingin adopsi, harap dipelajari dulu ilmunya dan dipertimbangkan masak-masak.

Semoga ini bisa menjadi pengetahuan berharga untuk kita semua, menghindari hal-hal yang sebenarnya dilarang dalam agama.


sumber: muslim.co.id


Senin, 28 Maret 2022

WONG SEPUH: MEMBANTU MENEMANI VS MENEMANI MEMBEBANI

 

sumber: pngtree

Semua dari kita pastinya memiliki orang tua (wong sepuh). Wong sepuh terkadang memiliki beberapa kebiasaan yang hampir sama karena mereka sudah sepuh (tua) dan tidak aktif bekerja lagi dalam artian sudah pensiun, sehingga kebanyakan dari mereka cenderung lebih santai.

Ini patut kita mengerti karena para sepuh ini sudah bekerja keras di masa mudanya, jadi mereka layak untuk beristirahat, bersantai, menikmati hidup dari hasil kerja kerasnya.

Sementara kaum muda, usia belasan (15-16-17-18-19) - puluhan (20-21), adalah masa-masa aktif dan memaksimalkan tenaganya untuk bekerja keras. Jadi, jika ada kaum muda yang memiliki atau meniru kebiasaan wong sepuh, hmmm..! ini namanya PEMALAS tingkat dewa.

Hampir semua wong sepuh pastinya tinggal sendiri karena semua anak-anaknya sudah memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing dan tak jarang tinggal berbeda kota. Tetapi, ada kalanya mereka ditemani serumah/seatap oleh anaknya atau cucunya.

Nah, disini kita akan membahas tentang BAGAIMANA seharusnya kita memilihkan teman untuk menemani wong sepuh kita. 

Jika ada dua pilihan:

Pertama: Ditemani oleh satu orang yang tidak hanya menemani secara fisik, tetapi juga membantu sepenuh hati ATAU Kedua: Ditemani beberapa orang tetapi justru malah membebani. Mana yang akan kalian pilih?... PASTInya yang pertama kan... Yess..!! Jika kalian pilih yang pertama, berarti kalian termasuk orang-orang yang perduli dan sayang terhadap wong sepuh kalian.

Apa arti MEMBANTU MENEMANI...? Artinya adalah orang yang tinggal bersama seatap/serumah dengan wong sepuh itu tidak hanya bertindak menemani saja secara fisik, tetapi juga membantu mengambil alih pekerjaan-pekerjaan rumahnya, seperti: menyapu, menge-pel, menyirami tanamannya, mencuci (meskipun dengan mesin cuci), menyetrika, belanja, dan preparing masakan ('preparing' ya, karena terkadang wong sepuh lebih suka eksekusi langsung masakan mereka), JADI 'preparing' disini adalah menyiapkan semua bahannya: mengiris bawangnya, meng-uleg bumbunya, dll, sehingga wong sepuhnya tinggal cemplung-cemplung saja ketika memasak. Jadi, yang berat-berat itu dikerjakanlah oleh orang yang bertugas menemani yang tinggal serumah-seatap. Ok, dari sini paham ya... 

Lalu apa bedanya dengan MENEMANI MEMBEBANI...? Disini artinya adalah orang yang tinggal bersama seatap/serumah dengan wong sepuh ini hanya sekedar menemani secara fisik saja, tetapi TIDAK MEMBANTU mengambil alih/meringankan pekerjaan-pekerjaan rumahnya, seperti: ya hanya menemani, sibuk dengan kegiatannya sendiri, bermain hp, di depan laptop pura-pura sibuk belajar dari pagi buta sampai tengah malam, sehingga wong sepuh ini justru yang mengerjakan pekerjaan rumah sendirian dan bahkan melayani semua kebutuhan anak muda ini. Wong sepuh ini harus menyirami tanamannya sendiri, belanja sendiri, dan bahkan memasak sendiri. Ketika masakan sudah matang, si anak muda ini tinggal makan. Inilah tipe orang yang hanya MENEMANI MEMBEBANI. Jadi sebenarnya, keberadaan mereka sama sekali TIDAK BERMANFAAT karena justru menjadi beban bagi wong sepuh yang seharusnya sudah saatnya istirahat, santai, menikmati hidup, jadi malah HARUS melayani dan mengurusi anak muda belasan tahun yang PEMALAS.

Kita harus PEKA dengan situasi dan kondisi wong sepuh kita, jangan sampai wong sepuh kita ditemani oleh tipe orang yang hanya MENEMANI MEMBEBANI. Hal itu mungkin di awal tidak terasa berat bagi wong sepuh, tetapi lama-kelamaan akan memberatkan dan bisa jadi membuat wong sepuh kita celaka. 

Jika memang wong sepuh kita ditemani oleh cucunya yang sudah besar, usia belasan (15th - 19th), maka ajarkan anak2 muda ini untuk PEKA dan membantu pekerjaan rumah neneknya. Karena anak-anak usia 15-16-17-18-19 th itu sudah seharusnya dididik untuk bertanggung jawab mengerjakan pekerjaan2 rumah, apalagi jika cucunya seorang PEREMPUAN. Sebanyak apapun uang anda, jangan memanjakan anak-anak anda/cucu anda, apalagi membiarkan remaja perempuan muda ini melakukan tindakan tidak sopan dengan menyuruh-nyuruh orang yang lebih tua untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk menyuruh mencucikan pakaian remaja perempuan muda ini bahkan mencucikan baju2 dalamnya dan menyetrikakannya. Ini sangatlah TIDAK MENDIDIK bagi para muda ini.

Perilaku yang TIDAK PEKA dari remaja muda ini bisa membuat wong sepuh kita celaka. CONTOH: karena remaja muda ini tidak peka, tidak punya inisiatif untuk membersihkan rumah neneknya, tidak mau menyirami tanaman neneknya, sehingga neneknya sendiri yang melakukan itu semua, menyirami tanaman, lalu terpeleset, jatuh, sehingga tangannya patah. INI kejadian yang nyata terjadi. Atau ketika anak-anak muda ini tidak peka terhadap kondisi rumah yang kotor, berdebu, sehingga si AYAH atau PAKDHE ini yang membersihkan garasi rumah baru yang ditempati neneknya, lalu si AYAH/PAKDHE ini terpeleset sehingga kakinya bocor berdarah-darah. Bisa dibayangkan seperti apa...?... Dua orang berusia tua (nenek dan ayah/pakdhe) menjadi KORBAN karena para muda yang tidak peka, pemalas, dan hanya menjadi beban wong sepuh.

Bukalah mata, hati, telinga kalian semua bahwa memilih teman seatap-serumah bagi wong sepuh itu sangatlah PENTING. Bukan hanya sekedar menemani secara fisik tetapi selebihnya justru malah menjadikan beban bagi wong sepuh kita.

Kembali lagi kepada sifat PEKA. Satu orang PEKA jauh lebih berharga dibandingkan 5 orang EGOIS, PEMALAS dan TIDAK PEKA.

Ajari para muda ini (khususnya remaja perempuan muda ini) untuk TIDAK PEMALAS, TIDAK EGOIS, dan bersikap sopan terhadap yang lebih tua, karena nantinya mereka juga akan menua. Apalagi anak remaja perempuan, sudah selayaknya bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga meskipun hanya sekedar menyirami tanaman, menyapu, mencuci piring/gelas kotor, atau mencuci bajunya sendiri dengan mesin cuci. Coba bayangkan, sudah ada mesin cuci, tetapi masih berani menyuruh orang yang lebih tua yang masih saudara ayahnya untuk mencucikan bajunya, menyetrikakannya. Apakah yang seperti ini beradab..? Sepertinya SANGAT TIDAK BERADAB

Sebagai CONTOH lainnya: saya tinggal berdua dengan ibu saya yang termasuk kategori lansia atau wong sepuh, disini saya tidak pernah membiarkan ibu saya menyiram-nyiram tanaman, tidak pernah membiarkan ibu saya menyapu apalagi menge-pel, dan tidak pernah membiarkan ibu saya belanja dan memasak. Semua pekerjaan rumah adalah tanggung jawab saya, saya mengerjakan semuanya disamping pekerjaan kantor saya. Semua itu bisa saya lakukan karena pembagian waktu yang tepat mulai dari dini hari sampai saat saya harus berangkat bekerja di luar rumah. JADI, ibu saya benar-benar hanya fokus pada kegiatannya sendiri seperti: menonton televisi, membaca Qur'an, bermain hp - wa dengan grup2 teman lansianya, berjemur matahari, dan leyeh-leyeh (santai-santai). Pkl. 03.00 dini hari kami sudah bangun, melakukan sholat malam, lalu menunggu subuh pkl. 04.00, setelah sholat subuh, biasanya kami menonton TV sambil minum segelas kopi susu, ibu saya masih melanjutkan menonton TV sementara saya sudah sibuk beberes rumah, menyiapkan makanan untuk ibu saya, menyirami tanaman2, dan memberi makan kucing kesayangan saya. Pkl. 06.00 pagi saya berangkat ke rumah suami saya untuk memasakkan makanan untuk suami saya, membereskan rumahnya, memberi makan kucing yang ada di rumah suami saya dan kemudian saya berangkat bekerja ke kampus. Inilah salah satu CONTOH kegiatan saya bersama ibu saya dan kegiatan saya mengurus suami saya. Memang seharusnya kita memperlakukan wong sepuh kita dengan istimewa, hanya untuk fokus pada diri mereka sendiri tanpa harus dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan rumah apalagi belanja & memasak. 

INTInya adalah JANGAN mendidik ramaja muda untuk menjadi PEMALAS, karena itu akan merugikan diri sendiri dan juga orang-orang di sekitar kita. Didiklah para muda untuk mengatur waktunya dengan baik, berdisiplin dan peka terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. JANGAN hanya memfokuskan para remaja muda ini dengan NILAI yang bagus karena apalah arti sebuah nilai yang bagus jika BERPERILAKU TIDAK BERADAB.

Bagi para muda, PEKA-lah terhadap orang di sekitar kalian. Ketika melihat si nenek angkat siram-siram tanaman, langsung ambil alih untuk menyiram tanaman tersebut, esok harinya lakukan itu secara rutin dengan kemauan sendiri. Ketika si nenek angkat akan belanja, langsung ambil alih, tawarkan apa yang mau dibeli yang kamu bisa pergi jalan kaki untuk belanja. Gunakan kaki dan tangan-mu secara nyata, jangan hanya maunya diantar kesana kesini naik motor dan mobil tanpa mau menggunakan kaki secara nyata, jangan hanya maunya berleha-leha. Esoknya lakukan itu secara rutin. Ketika melihat si ayah angkat sapu-sapu halaman yang kotor karena banyak runtuhan daun2, segera ambil alih untuk menyapunya, esok harinya lakukan itu secara rutin. Bangunlah lebih pagi supaya waktunya lebih banyak manfaatnya. INGAT-LAH, sudah begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para orang tua (nenek angkat dan ayah angkat) untuk mu wahai remaja perempuan, jangan terus menerus memperbudak mereka (wong sepuh: nenek angkat dan ayah angkat) seumur hidupnya. Jangan sampai menyesal, belum bisa membalas budi baik mereka, hanya menguras uang dan tenaga si ayah angkat saja, tetapi kamu sudah dewasa, menikah, berumah tangga, mengikuti suami, kembali kepada orang tua kandung dan meninggalkan si ayah angkat selamanya. Hiduplah dengan jujur dan sederhana, jangan pernah lagi berpura-pura karena meskipun nenek angkat dan ayah angkat bisa kamu bohongi, tetapi Tuhan Maha Melihat dan Mengetahui apa yang sudah kamu lakukan selama ini.

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa jangan hanya MENEMANI saja tetapi justru malah MEMBEBANI wong sepuh, TETAPI selayaknya MENEMANI DAN MEMBANTU mengurangi beban wong sepuh. 

"Kebenaran dan Kejujuran itu terkadang menyakitkan, tetapi HARUS dituliskan dan diungkapkan agar menjadi pelajaran dalam kehidupan yang akan datang"

#bukamata #bukahati #didikyangmuda


Have a nice Monday...!

Love,
immawa
28 Maret 2022



Sabtu, 26 Maret 2022

Pentingnya mendidik perempuan untuk menjadi BERADAB dan TIDAK BIADAB

sumber: hidayatullah.com

Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang sangat mulia. Agama Islam meninggikan derajat seorang perempuan sehingga dia menjadi salah satu aspek penting dalam beribadah kepada Allah SWT. Pada dasarnya, perempuan memiliki hak khusus dimana dia harus dimuliakan. Bukti kemuliaan perempuan itu tertulis dalam Al Qur'an khususnya di Surat An Nisa (Subangkit, 2020).

Rasulullah SAW juga bersabda  tentang keistimewaan perempuan di banyak hadits. Ada banyak definisi PEREMPUAN menurut hadits, sbb:

Pertama:

Perempuan salihah adalah perhiasan dunia. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda:

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang salehah" (HR. Muslim).

Kedua:

Perempuan salihah lebih baik daripada bidadari surga. Seorang perempuan salihah memiliki keistimewaan dan kelebihan yang membuat mereka lebih mulia dibandingkan para sahabat surga. Sebagaimana hadits Rasulullah yang berbunyi:

"Dalam hadits disebutkan Rasulullah bersabda: 'Perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga 70.000 kali lipat'".

Ketiga:

Perempuan diberi pengecualian khusus dalam beribadah. Pada masa-masa tertentu perempuan diperbolehkan untuk tidak menunaikan sholat dan puasa, seperti saat haid dan nifas. Hak khusus tersebut tentunya tidak dimiliki oleh kaum laki-laki. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:

"Siapa saja wanita yang mengalami haid, maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi kafarah (tebusan) bagi dosa-dosanya yang terdahulu". 

Keempat:

Dapat masuk surga dari pintu manapun. Dari Abdurrahman bin 'Auf  radhiyallahu'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika seorang wanita menunaikan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mena'ati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: 'masukkah kedalam surga dari pintu manapun yang kamu mau'" (HR. Ahmad).

Kelima:

Perempuan hamil dan melahirkan setara dengan jihad. Dalam Islam kedudukan seorang perempuan sangat mulia. Bahkan, pengorbanan perempuan yang sedang hamil dan melahirkan sama pahalanya dengan jihad. Rasulullah SAW bersabda:

"Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah SWT. Orang yang mati karena thaun, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena ada luka parah didalam perutnya, orang yang mati sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang mati karena tertimpa benda keras, dan wanita yang mati, sementara ada janin di kandungannya" (HR. Abu Daud, 3111).

Keenam:

Derajat ibu lebih tinggi daripada ayah. Perempuan juga dimuliakan dengan cara ditinggikan derajatnya sebagai seorang ibu. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits rasulullah berikut ini:

"Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah: 'Wahai Rasulullah, kepada siapa seharusnya aku harus berbakti pertama kali?' Rasulullah memberikan jawaban dengan ucapan: 'ibumu' sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan 'ayahmu' (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Selanjutnya, kita akan membahas tentang ADAB. Kenapa ini penting? karena dalam menjalani kehidupan, kita tidak bisa bersikap semau-maunya, ada tata krama atau sopan santun yang harus diperhatikan saat akan melakukan sesuatu. Begitupun yang diajarkan dalam Islam, ada adab yang harus diikuti oleh umat muslim.

ADAB dalam bahasa Arab berarti: budi pekerti, tata krama, atau sopan santun (Pratiwi, 2019). Secara keseluruhan, ADAB memilikki arti segala bentuk sikap, perilaku, atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti, atau akhlak. 

Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang-orang yang memiliki adab/akhlak daripada mereka yang berilmu. Ini juga yang menjadi misi utama kenabian Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

'Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakul karimah" (HR. Bukhari).

Jadi, kualitas diri seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak ilmu yang dimiliki, tetapi bagaimana akhlaknya dalam memanfaatkan ilmunya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang mulia akhlaknya"

ADAB menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan sendiri, keluarga, maupun sosial. Dengan ADAB, seorang muslim yang sejati akan menjadi mulia di hadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW serta sesama manusia.

BIADAB itu sebenarnya hampir sama dengan manusia yang TIDAK BERADAB

Ada 6 arti BIADAB menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

  1. Belum beradab
  2. Belum maju kebudayaannya 
  3. Tidak tahu adat atau sopan santun
  4. Kurang ajar
  5. Tidak beradab
  6. Kejam
Kenapa kita harus membahas PENTINGNYA MENDIDIK 'perempuan' untuk menjadi beradab dan tidak biadab, karena perempuan adalah makhluk yang paling istimewa di bumi ini, yang akan melahirkan manusia-manusia penerus bumi, dan yang seharusnya bisa menjadi pelindung, penolong, dan membantu manusia lainnya yang lebih tua.

MENDIDIK seharusnya dimulai dari sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga ketika dia menjadi sosok perempuan dewasa bisa menjadi seorang perempuan yang memiliki adab dalam menjalani kehidupannya.

Mendidik itu adalah peran dari pasangan orang tua yaitu ayah dan ibu, orang-orang lainnya seharusnya tidak perlu terlalu ikut campur mendidik si anak ini. Tetapi, ketika orang lain yang lebih tua ikut campur dalam urusan mendidik seorang anak dari pasangan suami-istri, maka bisa dipastikan akan menjadi musibah terbesar dalam sebuah rumah tangga.

Seorang anak perempuan tidak seharusnya dididik secara manja berlebihan karena sebenarnya hal tersebut justru akan menjadi boomerang bagi orang tuanya atau orang-orang disekitarnya. FAKTA ini banyak terjadi di sekitar kita.

Sebagai CONTOH:
Seorang anak perempuan, sejak kecil selalu dimanjakan oleh ayahnya, kakek neneknya, dan seluruh keluarga besarnya. Ketika si anak ini melakukan tindakan yang tidak sopan terhadap ayahnya, maka si nenek akan langsung membelanya bahkan memarahi si ayah di depan si anak perempuan ini. Hal ini terjadi terus menerus hingga anak perempuan ini semakin bertambah usia. Ini menjadi suatu kebiasaan buruk bagi si anak yang merasa bahwa sikapnya yang tidak sopan terhadap ayahnya adalah hal biasa karena pasti nantinya si nenek akan membelanya. Keluarga ini tidak menyadari bahwa didikan ini menjadikan kehidupan keluarga si ayah beberapa kali berantakan akibat ulah si anak dan belaan dari si nenek yang terlalu menyayangi cucu perempuannya. Memanjakan - membela berlebihan adalah sebuah kesalahan besar.

Seorang anak perempuan harusnya dididik untuk bersikap hormat terhadap ayahnya, hormat terhadap orang yang lebih tua, bukan seolah-olah merasa menjadi RATU karena selalu ada pembela dari si nenek. Seorang anak perempuan seharusnya diajari untuk bersikap PEKA. Peka terhadap situasi dan keadaan di sekitarnya. MISALnya: ketika si ayah sedang sibuk bersih-bersih rumah, seharusnya dia peka untuk sigap membantu ayahnya. Ketika si nenek sibuk bersih-bersih rumah, seharusnya dia peka untuk sigap mengambil alih pekerjaan bersih-bersih rumah neneknya. Sifat PEKA ini sangat penting dalam menjalani kehidupan, apalalagi jika suatu saat nanti anak perempuan ini dewasa dan menikah. Sangat penting bersikap PEKA terhadap suaminya atau keluarganya jika nanti dia menikah.

Akibat didikan yang salah dari orang-orang di sekitarnya yang selalu membela apapun tingkah lakunya, membuat anak perempuan ini tumbuh menjadi perempuan yang EGOIS, TIDAK PEKA, PEMALAS, dan TIDAK MEMILIKI RASA BELAS KASIH. Parahnya, anak perempuan ini menjadi seorang perempuan yang BIADAB atau TIDAK BERADAB.

Dalam kesehariannya, anak perempuan yang sudah tidak bisa disebut anak-anak lagi, hanya fokus pada dirinya sendiri. Kebiasaannya hanya makan, tidur, main hp, pura-pura belajar di depan laptop padahal yang dilakukannya adalah menonton drama korea atau chatting dengan teman-teman prianya. Dia seolah-seolah sibuk dengan laptopnya, sehingga membiarkan ayahnya melakukan aktifitas bersih-bersih rumah sendiri, mengepel-menyapu halaman, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang seharusnya si anak perempuan ini masih ada waktu untuk membantu ayahnya. Dia juga seolah tidak perduli ketika neneknya harus beberes rumah sendiri, belanja sendiri, dan memasak sendiri. Sementara dia hanya tinggal makan saja ketika masakan neneknya telah siap tersaji. 

Belum lagi perilakunya yang sudah menjadi kebiasannya untuk menyuruh-nyuruh ayahnya seolah-olah si ayah yang usianya jauuh lebih tua ini dianggap sebagai budaknya. Menyuruh ayahnya mengantar kesana kesini untuk urusan sepele, seperti hanya ke indomaret yang jaraknya tidak lebih dari 100m atau hal-hal sepele lainnya. Parahnya, dia juga dengan songongnya menyuruh ayahnya membelikan ice cream ke indomaret padahal saat itu hujan deras sekali. Saat itu juga si ayah harus berangkat dengan menggunakan payung hanya untuk membelikannya ice cream bagi si anak perempuan BIADAB ini, anak perempuan yang BUKAN LAGI kategori anak-anak.

Bisa dibayangkan, orang-orang tua yang ada di sekitarnya (neneknya - ayahnya) dijadikan BUDAK olehnya. Perilakunya yang seolah-olah sangat sibuk di depan laptopnya, membuat nenek dan ayahnya tidak pernah meminta dia untuk membantu mereka. Hanya sekedar menyapu halaman saja TIDAK PERNAH dilakukannya, hanya sekedar menyirami bunga2 tanaman neneknya pun juga TIDAK PERNAH dilakukannya, hanya sekedar menyapu dan menge-pel garasi rumah neneknyapun juga TIDAK PERNAH dilakukannya. Hingga suatu ketika, pernah kejadiannya si ayah ini yang membersihkan garasi rumah neneknya, menge-pel nya, sampai akhirnya terpeleset dan menyebabkan kakinya bocor berdarah-darah. Apa yang dilakukan si anak perempuan ini?... perduli dengan kaki bocor ayahnya? TIDAK SAMA SEKALI. Apakah setelah itu si anak perempuan ini punya inisiatif untuk mengambil alih pekerjaan menyapu-menge-pel garasi?... TIDAK SAMA SEKALI..!! dia seolah tidak perduli sama sekali. Kaki ayahnya yang bocor tidak menghalangi dirinya untuk terus memperBUDAK ayahnya.

KEJADIAN celaka ini pada akhirnya harus terulang kembali, jika beberapa bulan yang lalu si ayah yang terpeleset sehingga kakinya bocor, sekarang si nenek yang terpeleset sehingga tangannya patah.

Hellooooo....!
Apakah anak perempuan ini berubah perilakunya?... TIDAK SAMA SEKALI.

Ketika si nenek kondisi tangannya patah, secara otomatis aktifitas kegiatan si nenek bersih2 rumah menjadi terhambat, tidak ada lagi yang belanja dan memasakkan makanan untuknya. 

Apakah si anak perempuan ini berinisiatif untuk mengambil alih tugas2 tersebut?... TIDAK SAMA SEKALI...! Semakin dia memperbudak ayahnya lebih parah. Bahkan tidak hanya ayahnya yang diperbudak, tetapi dia juga memperbudak adik ayahnya, yang notabene seharusnya dia hormati karena usianya jauh lebih tua.

Adik ayahnya (kita sebut saja "Tante R") diperbudaknya untuk bersih-bersih rumah, menyapu, menge-pel, mencuci semua perabot kotor (piring gelas panci dll), memasakkan makanan untuknya dan ketika masakan itu tidak sesuai, dibuangnya ke sungai dan dilaporkannya ke neneknya bahwa masakan si Tante R ini tidak enak, layak dibuang. Tidak cukup sampai disitu, bahkan si anak perempuan ini juga memperbudak Tante R untuk mencucikan bajunya, bahkan celana dalamnya, lalu disuruhnya juga si Tante R ini untuk menyetrikakan baju-bajunya. Seorang Tante = adik ayahnya yang seharusnya dihormati, justru dijadikan BUDAK baru oleh dia. 

Bahkan tak segan-segan dia menyuruh si tante ini sambil dia duduk santai main hp. Dia mengatakan: 'Tante R, gelas itu kotor, cucikan'...
'Tante R, sayur itu belum dihangatkan, hangatkan..!'

Ketika si tante ini sibuk menyapu rumah, si anak perempuan ini dengan songongnya tetap duduk santai di atas kursi sambil bermain HP. Sama sekali TIDAK BERADAB terhadap orang yang lebih tua.

Helloooo....!
Inilah hasil memanjakan seorang anak secara berlebihan. Sehingga anak perempuan ini tumbuh besar menjadi orang yang TIDAK BERADAB dan BIADAB

Apalagi jika sebuah KEBENARAN harus terungkap bahwa anak perempuan BIADAB ini sebenarnya adalah anak angkat. Betapa ini sangat kejam, dia yang seharusnya bisa bersikap baik, membalas budi baik ayah angkatnya, tetapi justru bersikap semena-mena terhadap ayah angkatnya. Berperilaku seolah-olah RATU di rumah itu, semua yang ada di sekitarnya adalah BUDAKnya. Si nenek angkat dijadikan BUDAK untuk belanja, memasak dan bersih2 rumah. Si ayah angkat dijadikan BUDAK untuk bersih-bersih garasi, halaman, mengantar jemput kemanapun dia mau pergi, menguras uang ayahnya untuk keperluannya, tidak perduli betapa susah ayahnya mencari uang untuk kehidupannya.

Bagaimana jika tiba-tiba nenek angkat dan ayah angkatnya yang sudah terbiasa menjadi budaknya sehari-hari ini meninggal dunia?... Apa yang akan terjadi dengan perempuan yang tak beradab ini?.. karena dia terbiasa menyuruh-nyuruh, terbiasa malas, tidak mau menggunakan kaki dan tangannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tidak pernah belanja, tidak pernah membantu memasak makanan.... Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengannya yang terbiasa hanya menjadi BEBAN dan BENALU, Wallahu a'lam...!

Perilaku ini sudah mendarah daging dan sulit untuk diperbaiki. Perilaku BIADAB-nya, kepura-purannya, berbohongnya yang luar biasa, menjadi perilaku mendarah daging dalam dirinya.

Hal ini sangat membahayakan jika dibiarkan terus menerus. Saat ini mungkin hanya kaki ayah angkatnya yang bocor, dan tangan nenek angkatnya yang patah. Bisa jadi di waktu yang akan datang akan lebih parah dari itu.

Dari sini kita belajar, pentingnya mendidik anak perempuan untuk menjadi perempuan yang beradab agar tidak menjadi biadab. Pentingnya mengajari anak perempuan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah, mengajari menghormati yang lebih tua, mengajari bersikap peka, mengajari disiplin, dan mengajari untuk bersikap sederhana dan jujur.

GUSTI ALLAH mboten sare
Semoga si nenek angkat dan si ayah angkat dan keluarganya bisa diberikan keselamatan dan kebaikan, semoga si anak perempuan BIADAB (yang sebenarnya BUKAN LAGI kategori anak-anak) ini segera mendapatkan kesadaran dan ditunjukkan kebenaran tentang jati dirinya yang sebenarnya sehingga dia bisa bersikap hormat kepada nenek angkat dan ayah angkatnya.

Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Have a nice weekend...


Love
immawa
26 Maret 2022






Kamis, 22 Juli 2021

Selasa, 06 April 2021

Don't say to God: "I have a big problem", but say to a big problem: "I have a great God"

Sumber gambar: id.pinterest.com

Tuhan menciptakan dunia beserta alam raya dan seisinya dengan maksud dan tujuan-Nya. Kita, umat manusia yang ada didalamnya adalah bagian dari penciptaanNya. Apapun yang kita lalui, lewati, hadapi dalam kehidupan ini sudah diatur olehNya. Setiap manusia pasti melewati tahapan - tahapan dalam kehidupannya sebagai sebuah proses. Apakah nantinya dalam tahapan-tahapan tersebut dia akan bisa melewatinya dengan baik ataukah tidak, semuanya kembali kepada masing-masing individunya.

Kita sebagai manusia ciptaanNya, tidak bisa memilih untuk lahir di dunia yang seperti apa, semuanya sudah tercipta sedemikian rupa. Baik atau buruk, suka atau tidak suka, semua itu harus kita terima dan lalui dengan apa adanya. 

Dunia yang sekarang kita tempati ini bersifat sementara, tidak abadi. Apapun yang ada di dunia ini hanyalah pendukung kehidupan kita selama kita masih tinggal - bernafas - hidup di dunia. Pendukung kehidupan yang gemerlap ini seringkali membuat manusia lupa bahwa semua itu hanyalah pendukung kehidupan yang bersifat fana.

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini adalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akherat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." 
(QS. Al Hadid: 20)

Ada sebagian manusia yang terlalu terlena dengan gemerlapnya dunia, memiliki begitu banyak harta, kuasa, hingga lupa bahwa semua yang dimilikinya bisa lenyap tanpa tersisa. Ada sebagian lagi merasa seolah tidak lagi memiliki daya upaya, seolah-olah antara badan dan nyawa tidak lagi seirama. Hanya terpuruk meratapi nasibnya tanpa ada upaya apa-apa. Dua hal yang bertolak belakang dan keduanya sama-sama tidak benar adanya.

Siapapun kita, selagi kita masih memiliki nafas kehidupan di dunia, selayaknya tetap harus berupaya untuk tetap hidup dengan apapun yang ada di dunia ini sebagai pendukungnya. Bayangkan orang-orang yang sudah tak ada lagi di dunia, banyak penyesalan pada mereka tentang mengapa mereka menyia-nyiakan hidupnya ketika di dunia. Ini yang seharusnya memotivasi kita untuk tetap survive dan berupaya sekuat tenaga dalam menjalani kehidupan di dunia dengan cara-cara yang baik dan bijaksana.

Tidak ada manusia yang TIDAK BERMASALAH, karena manusia diciptakan dengan seluruh pernak pernik kehidupannya sesuai dengan kemampuannya dalam menjalani kehidupan. Siapa yang memahaminya..? Tentunya Sang Pencipta yang paling paham setiap makhluk ciptaanNya.

Seseorang bercerita bahwa hidupnya tak lagi berharga karena merasa tak memiliki harta dalam kehidupannya, merasa tersisih dari kalangan teman-temannya, dan merasa berat menjalani kehidupannya. Hai, kawan... seberat apapun yang kau tanggung di badan dan pikiranmu, semua itu pastinya sesuai untukmu menurut-Nya. Iya, DIA sang Pencipta alam semesta yang paling paham tentang dirimu. Tidak mungkin Dia memberikan beban berat melebihi kemampuanmu sebagai ciptaanNya yang paling sempurna diantara seluruh ciptaanNya yang ada di dunia 😊

Hidup ini penuh dengan banyak cerita, jadi jangan hanya melihatnya dari satu sisinya saja. Kalian tidak pernah tau apa yang ada di sebaliknya. Itulah kenapa dinamakan CERITA, karena memiliki sisi yang berbeda. 

Seseorang yang kalian lihat bahagia, bisa jadi memang benar-benar bahagia. Tapi, sebahagia apapun dia, pastinya juga mempunyai cerita disebaliknya 😁, percayalah..!  karena seperti yang sudah saya bilang tadi, bahwa dunia ini bersifat FANA. Begitupun sebaliknya, seseorang yang kalian lihat sedih, kecewa, menderita, bisa jadi memang benar-benar menderita, sakit tiada tara, sampai untuk tersenyum-pun tak bisa. TAPI, kembali lagi, tidak mungkin kesedihan itu akan selamanya padanya, akan ada saatnya dia bahagia, tertawa gembira. Itulah sisi dibaliknya, SEBUAH CERITA kehidupan di dunia FANA. Jadi, jangan pernah percaya dengan apa yang kalian lihat di permukaannya saja 👌😊. Ketika sedang merasa bahagia, bersyukurlah, bersyukur dengan banyak cara, itu kan yang sering kali kalian lupa 😄. Ketika sedang bersedih, tetap bersyukurlah, KARENA berarti Tuhan menyayangi kalian dengan cara-Nya 😍.

Dunia ini berisi dengan beraneka ragam jenis manusia, yang pastinya memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada mungkin yang sama tetapi itupun sedikit saja persamaannya. Beragam manusia ini juga memiliki tujuan dan maksud hidup yang berbeda-beda. untuk mewujudkan tujuan hidupnya, mereka juga memiliki cara-cara yang tidak sama. Yang paham agama, bisa jadi mengikuti tata cara yang baik tapi bisa juga justru yang paham agama melakukan cara-cara yang sebaliknya 😄😄. Hal itu sepenuhnya diluar kuasa kita sebagai manusia untuk memahami karakter-karakter mereka. Hanya dirinya dan Tuhan yang tau pasti apa sebenarnya yang ada di hati dan pikirannya. 

Kita tidak bisa memilih bagaimana jalan cerita hidup kita, dengan siapa, lingkungannya, dan sebagainya. Seperti yang sudah kita bahas di atas tadi, bahwa semuanya sudah ada catatannya dari Nya, sang pencipta kita semua. TETAPI kita bisa membuat pilihan untuk menyikapinya. Bagaimana?... 

Hmmmm... sebenarnya semua orang memiliki cara-cara yang berbeda ya, tetapi jika saya, lebih baik tidak terlalu dekat dalam beberapa urusan ketika menemui seseorang yang sepertinya memiliki sense berbeda dengan diri kita 😊. Sepertinya terkesan mencari cara aman ya, iya memang 😄 karena saya tidak suka berkonflik apalagi sampai harus memunculkan kebencian yang mendalam 😉. Saya lebih suka sedikit bicara, banyak bekerja. Kalaupun harus berargumentasi, pasti saya tetap menjunjung tinggi asas positivisme 😄😄. Jika ada hal-hal yang terkesan memojokkan, sebenarnya itu hanya sebuah ulasan yang didukung dengan fakta-fakta bukti bukti nyata yang memang ada. Buktinya seperti ini, uraiannya begini, seharusnya tidak seperti ini, bla bla bla... 😄. Jika kemudian merasa tidak benar, silahkan memberikan tanggapan, tapi bukti itu terlihatnya nyata 😊. Kalau saya, ya kalau memang itu salah, ya diterimalah ya ulasannya, memang salah, minta maaf, selesai. CASE CLOSED...! 

Tapi tidak semua orang seperti itu kan, ada yang memang sukanya mencari permasalahan 😂, sepertinya hidupnya tidak tenang kalau tidak bermasalah 😄😄. Biarlah yang seperti itu, kita tidak perlu ikut-ikutan mengusiknya, nanti tipikal seperti itu malah akan semakin bahagia karena semakin banyak yang bermasalah dengannya 😅. Abaikan saja, biarkan itu menjadi tanggung-jawabnya dengan sang Pencipta alam raya 😊.

Kita, manusia memang diciptakan sebagai salah satu makhluk-Nya yang sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptanNya lainnya. TETAPI perlu diingat bahwa TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA. Apalagi manusia diciptakan dengan rasa, nah ini yang seringkali menjelma menjadi permasalahan nyata di dunia 😊. RASA yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi diri kita. Itulah pentingnya menyeimbangkan antara apa yang ada di pikiran dan apa yang ada di perasaan. Tuhan menciptakan semua yang ada di dunia ini seimbang, ada siang ada malam, ada duka ada suka, ada pria ada wanita, ada kelahiran ada kematian, ada kedatangan ada kepindahan, semuanya berselang seling menjadi satu padanan yang melengkapi satu sama lainnya.

Jadi, jangan pernah berburuk sangka kepada Sang Pencipta alam raya. Yakinlah semua yang ditaqdirkan oleh-Nya adalah yang terbaik bagi kita semua. Ketika kita diberikan kebahagiaan, bersyukurlah, jangan tertawa terlalu berlebihan, menikmati dengan uforia kebebasan. Begitupun ketika kita diberikan ujian kesedihan, permasalahan, tidak seharusnya kita terpuruk meratapinya berlebihan, menangis serasa yang paling kesakitan, apalagi sampai menentang sang Pencipta alam. Justru kesedihan yang diberikan pada kita adalah bentuk kasih sayang dan kerinduan Tuhan agar kita lebih banyak lagi berdoa dan bersabar. Tuhan ingin kita kembali mendekatiNya, berbisik memuji nama-Nya, menceritakan apapun pada-Nya seolah tidak lagi ada batas antara Pencipta dan makhluk ciptaanNya. Itulah bentuk kasih sayangNya pada kita yang sedang diuji kesedihan oleh-Nya. Yakinlah, bisikanmu akan terdengar sampai ke langit-Nya dan semua yang telah kamu lewati akan menjadi sebuah cerita indah pada waktunya 💗💗

Bagaimana jika kesedihan itu membuat kita menjadi saling membenci ?... Janganlah....! Jangan pernah membenci terlalu berlebihan, karena kembali lagi pada satu hal bahwa MANUSIA TIDAK ADA YANG SEMPURNA. Salah satu ketidaksempurnaan itu pastinya adalah yang kalian tidak suka, jika kalian membencinya berarti kalian membenci penciptanya. Jika ada yang menurut kalian tidak baik adanya, yang itu mengganggu kalian, menjadi merasa tidak suka, sebaiknya dinasehati saja, jika tidak juga berubah, ya sudahlah... kembalikan semuanya kepada Sang Pencipta, karena Dialah yang memiliki semua makhluk ciptaanNya. Kita tinggal memohon dan meminta kepada-Nya untuk bisa membukakan pintu hatinya, merubah keburukannya menjadi sebuah kebaikan adanya.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya selama yang kita minta adalah kebaikan semata 😍

JADI, ketika kita memiliki permasalahan yang menurut kita sangat-sangat besar, yakinlah bahwa sebesar apapun permasalahan kita, semuanya sudah ada jalan ceritanya. Lewati, jalani, dan berbisiklah pada-Nya, ceritakan keluh kesah kalian semuanya, hingga tak ada lagi batas antara Pencipta dan makhluk-Nya. Dia yang Maha membolak-balikkan hati semua makhluk ciptaanNya. Tetaplah jalani kehidupan dengan semangat menyala karena nafas kita masih ada, artinya perjuangan kita di dunia masih lama. Ok, maafkan jika ada yang kurang berkenan dan selamat berhari selasa... 😊

sepenuh cinta dari hatiku untukmu...



imma-san
06 April 2021



Senin, 05 April 2021

Family - Part 3: Mitra yang saling bekerjasama

 

Sumber gambar: spartabadmintonclub

Family atau keluarga adalah bagian terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang tinggal dalam satu atap yang sama, yang memiliki ikatan ketergantungan satu sama lainnya. Menurut Salvicion dan Celis (1998), dalam keluarga terdapat lebih dari dua pribadi yang tergabung, karena hubungan darah, karena hubungan perkawinan, ataupun karena pengangkatan. 

Saya pernah membahas tentang Family (keluarga) 2 kali ya, pertama bisa dibaca disini http://immabook.blogspot.com/2011/08/familyistana-terindah-yang-kita-miliki.html dan kedua bisa dibaca disini http://immabook.blogspot.com/2011/12/family-part-2-istana-terindah-yang-kita.html. Apa bedanya sekarang membahas tentang Family (keluarga) lagi?.. Sekarang bisa fokus ke family - keluarga gabungan antara hubungan darah - perkawinan - dan pengangkatan. Ini menarik untuk dibahas.

Sering kita mendengar ataupun membaca banyaknya permasalahan-permasalahan yang dialami dalam suatu keluarga, seperti yang sudah pernah saya tuliskan di 'family part 1' dan 'family part 2'. Apapun itu, banyak hal yang bisa terjadi, sebagaimana yang pernah saya tuliskan dulu bahwa family yang terikat karena hubungan pernikahan ini berasal dari keluarga dengan kebiasaan yang berbeda. Jadi, pastinya selalu ada hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Masih ingat kan tulisan saya tentang 'sendok dan garpu' atau 'rel kereta api', itulah family dalam hubungan pernikahan. Masing-masing memiliki peran yang berbeda dengan tujuan yang sama. Satu sama lain saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. 

Ingat, saling bekerjasama, bukan mempekerjakan salah satunya. Bekerjasama-pun harus konsisten dengan apa yang sudah disepakati di awal. Itu penting !!  Jika dalam satu hubungan ini tidak terjalin kerjasama yang baik, tapi justru malah fokusnya mempekerjakan salah satunya, ini akan memberikan dampak negatif bagi salah satunya. Mungkin di awal-awal akan baik-baik saja, tapi bisa jadi salah seorang yang merasa dipekerjakan akan merasa lelah. Ini berbahaya dalam suatu hubungan. 

Misalkan, si suami bekerja, si istri ibu rumah tangga. Masing-masing memiliki peran dan tugas sesuai dengan yang harusnya dilakukan. Begitupun sebaliknya, jika suami bekerja dan istri bekerja di luar rumah. Tanggung-jawab istri pekerja akan jauh lebih banyak karena secara otomatis dia juga harus bisa mengerjakan semua hal yang ada di rumah sebelum dia pergi bekerja keluar rumah. Jika dalam satu keluarga itu ada ayah-ibu-dan anak2, mereka semua adalah satu kesatuan yang seharusnya SALING BEKERJASAMA.  Bukan hanya ayah dan ibu yang bekerja keras, tetapi anak-anak pun juga harus diajari untuk bisa memahami hak dan kewajibannya sebagai seorang anak. Jika semua hak-hak nya telah terpenuhi dengan baik, maka seharusnya seorang anak juga harus melaksanakan kewajibannya dengan baik pula. 

Seharusnya jika hal diatas itu berjalan dengan baik, mestinya tidak akan ada permasalahan ya.. 😄.. Tetapi faktanya kan tidak seperti itu. Ada pasangan yang fokus masalahnya pada diri mereka sendiri, ada juga bermasalah antara menantu dan mertua (kasus ini banyak sekali terjadi), ada juga bermasalah antara ayah dengan anak sambungnya, ada yang anak dengan ibu sambungnya, dan masih banyak lagi. Sudah banyak sekali bahasan-bahasan seperti ini dan banyak juga saran-saran solusi mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi balik lagi, selalu saja ada kan kasus-kasus seperti itu.

Saya contohkan saja kalau kita kembali ke masa kecil kita. Ketika kita bermasalah dengan ayah/ibu kita, misalkan kita melakukan kesalahan dan dimarahi oleh ibu/ayah kita, sebesar apapun marahnya mereka kepada kita, kita pun juga marah, tetapi selalu bisa berakhir dengan berbaikan dan berpelukan. Kenapa??? karena kita menghadapi permasalahan itu saat itu, dan tidak pernah lari dari masalah. Sementara, seringkali dan banyak terjadi kasus ketika ada permasalahan antara ayah-ibu-anak, maka salah satu selalu lari dari permasalahan itu, lari ke tempat lain yang masih ada hubungan keluarga tadi, misalkan ke nenek/kakek. Salahnya lagi, di tempat pelarian ini justru merasa mendapat perlindungan, bukannya dinasehati seperti "kamu harus pulang, minta maaf, tidak boleh bersikap seperti itu pada orang yang lebih tua, apapun itu", malah diberikan fasilitas, semacam "ya, sudah kamu disini saja" 😄😄. Ini yang semakin memperbesar permasalahan. 

Pihak luar ini harusnya bisa menjadi tokoh yang netral, bukan malah menjadi kompor mledug 😄😄, karena bagaimanapun yang namanya family - keluarga yang terdiri dari ayah-ibu-anak pastinya mempunyai tujuan ke arah yang baik. Dan seringkali anak-anak itu tidak paham, bahwa ketika orang tuanya itu cerewet, semuanya adalah untuk kebaikan dia. Mengajari disiplin, rapi, rajin, semua itu nantinya untuk kebaikan dia sendiri. Karena dalam hidup itu memang harus ada aturan, kalau tidak mau ada aturan ya bagaimana..???... di hutan belantara saja juga ada hukum alam, apalagi di dunia manusia 😁

Jadi, apa yang perlu digarisbawahi dalam family kali ini..? Ya, bahwa sebenarnya apapun permasalahan dalam sebuah keluarga, tidak seharusnya pihak luar meskipun itu ada hubungan darah, terlalu ikut campur dan ikut membuat keputusan sendiri. Hal itu sebaiknya tidak dilakukan, biarkan satu bagian terkecil yang terdiri dari ayah-ibu-anak itu menyelesaikan permasalahan mereka di rumah mereka tanpa harus ada salah satu yang selalu lari dan dilindungi. Selayaknya seperti itu.

Ibarat pepatah 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian', itulah seharusnya sebuah kehidupan berjalan. Setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya. Mengajari bagaimana kerasnya hidup supaya bisa menghadapi kehidupan ke depannya dengan baik karena apa yang nanti akan dihadapi ke depan itu tidaklah mudah. Ketika seseorang terbiasa dengan kemudahan-kemudahan, keteledoran-keteledoran, kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, maka itu akan menyengsarakan dirinya sendiri di masa depan. Apakah seseorang itu merasa tertekan dengan kedisplinan...?, tertekan dengan hal-hal yang rapi...? sementara semua haknya telah dipenuhi dengan baik, sepertinya hanya Tuhan yang bisa membukakan mata hatinya tentang sebuah kebiasaan yang baik. Sesuatu yang terkesan sulit, jika kita lakukan secara terus menerus, konsisten, akan menjadi sebuah kebiasaan yang tidak sulit lagi. Kita ibaratkan seperti bangun di 1/3 malam, sepertinya berat, tetapi ketika kita memiliki niat yang tulus dan kuat, maka hal itu bisa kita lakukan, dan menjadi sebuah kebiasaan. 

Tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada manusia yang selalu benar. Kebenaran dan kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, Pencipta alam semesta. Keep fighting...!


sepenuh cinta dari hatiku untukmu
imma-san
05 April 2021

Rabu, 31 Maret 2021

The Real "ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA": Jadilah Wanita yang Kuat, Cerdas, dan Berhati Luas

 

Sumber Gambar:lockdown2020.id

"ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA" adalah salah satu peribahasa yang memiliki arti mendalam, bukan hanya bagi kaum Jawa meskipun sebenarnya ini masuk dalam budaya Jawa, tetapi arti umumnya secara keseluruhan bisa juga untuk semua golongan diluar kaum Jawa. Peribahasa dalam bahasa Jawa juga dinamakan dengan PARIBASAN. Apa sih, PARIBASAN itu?.. Paribasan adalah rangkaian kata yang tetap penggunaannya, tidak mengandung makna pengandaian, dan bermakna konotatif. Nah, kalau bicara KONOTATIF, pasti kalian juga akan bertanya-tanya, apa sih artinya?.. Makna konotatif sendiri memiliki sebuah bentuk makna yang akan selalu berbeda dari jaman ke jaman. Sehingga hal tersebut tidak akan menjadi tetap.

Nah, ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA disini memiliki arti dalam bahasa Jawa sebagai ' ngandelake KEKUATAN, ngandelake PANGUASA, lan ngandelake KEPINTERAN sing diduweni. Kalau kita artikan dalam bahasa adalah membanggakan KEKUATAN, membanggakan KEBESARAN, dan membanggakan KEPINTERAN/KEPANDAIAN

Kenapa kita membahas peribahasa satu ini, apa sih yang membuat peribahasa ini unik. Ok, kita akan membahasnya dengan contoh real/nyata peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang penting lagi adalah untuk meluruskan pemaknaan ini karena ada beberapa yang memahaminya secara berbeda. Ini nih yang membuatnya menjadi menarik 😊.

Sekarang kita akan membahasnya dengan memberikan contoh tindakan/kasus/perbuatan/perilaku yang mencerminkan 'Adigang, Adigung, Adiguna' ini, ok.. Let's start it 👍

Beberapa orang salah memahami 'adigang, adigung, adiguna' ini. Mereka (arti mereka disini 'beberapa' orang ya, jangan salah 😆) mengganggap si A (misalkan) membanggakan kekuatannya, membanggakan kebesarannya, membanggakan kepandaiannya, intinya mengganggap bahwa si A ini menyombongkan dirinya sendiri dan latar belakang kehidupannya. Nah, yang perlu kita cermati disini adalah, apakah benar si A seperti yang disangkakan oleh oknum 'seseorang' ini???... 😀.. Kita bedah satu-satu dalam CONTOH, ok.

PERTAMA: Jika si A ini adalah seorang pejabat yang memiliki kekuatan dalam hal ini non fisik ya, memiliki kekuasaan yang membuatnya menjadi sosok yang super/besar, dan sebagai seorang pejabat pastinya si A bukanlah orang yang biasa-biasa saja dari segi intelektualitasnya ~ pintar. Nah, dengan kekuatan, kebesaran, dan kepandaiannya tersebut kemudian dia menindas rakyat kecil, melakukan manipulasi manipulasi demi memperkaya dirinya sendiri, tidak mengutamakan kepentingan rakyat, MAKA si A ini bisa kita sebut sebagai seorang yang dalam peribahasa ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA

Dari sini paham ya... 😊👍👍

KEDUA: Jika si A ini adalah seorang pejabat yang memiliki kekuatan dalam hal ini non fisik ya, memiliki kekuasaan yang membuatnya menjadi sosok yang super/besar, dan sebagai seorang pejabat pastinya si A bukanlah orang yang biasa-biasa saja dari segi intelektualitasnya ~ pintar. Tetapi dia tetap mengutamakan kepentingan rakyatnya dibandingkan dengan kepentingannya, dia menunjukkan kekuatannya - kebesarannya - dan kepandaiannya untuk memberikan manfaat bagi rakyatnya. MAKA si A ini TIDAK BISA disebut sebagai seseorang yang dalam peribahasa ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA.

Jadi, jangan asal menuduh seseorang itu sebagai seseorang yang SOMBONG, karena itu justru bisa berbalik kepada diri si penuduh sendiri karena dia tidak mampu, dia iri, sehingga dia menuduh seseorang sebagai orang yang SOMBONG. Berhati-hatilah ok... 😀

Jangan mudah menjadi seseorang yang GAMPANG TERSINGGUNG karena itu sangat berbahaya. Jadilah orang yang OPEN MINDED (terbuka menerima kritik, saran, masukan) karena dengan begitu akan membuat menjadi lebih baik dan lebih maju. Jika yang dikatakan itu adalah FAKTA - NYATA, ya tidak seharusnya TERSINGGUNG, karena itu FAKTA, bagaimanapun harus berbesar hati menerima bahwa ya itu BENAR, tidak boleh tersinggung dan marah 😆. Kalau yang dikatakan itu TIDAK BENAR, bukan FAKTA, nah anda/kalian berhak tersinggung dan juga berhak untuk mengklarifikasi kebenarannya. 

CONTOH lagi, misalkan hal-hal yang sering tampil di media sosial baik itu berupa gambar/foto, video, dan sejenisnya, sebenarnya itu semua tergantung dari masing-masing individunya baik itu tujuannya, maksudnya, dan alasan dibalik dia melakukan itu. Masing-masing individu memiliki tujuan-maksud-dan alasan yang berbeda. Misalkanpun ada yang bertujuan untuk show-up, itu juga hak mereka sendiri, kalau kalian tidak suka, tidak usah dilihat apalagi difollow 😀, biarkan itu menjadi pertanggung-jawaban mereka sendiri. Pastinya, yang tau apa asli dari tujuan-maksud-dan alasannya adalah dirinya sendiri dan Tuhan.

Sekarang kalau misalkan saya pribadi ya, ketika saya berbagi cerita, aktifitas dan sejenisnya, itu adalah kegiatan sehari-hari yang memang sebenarnya saya lakukan. Saya tidak berpikir negatif orang akan mempunyai penilaian A,B,C,D,E,F dll, itu tidak penting buat saya karena bagi saya adalah ya inilah saya 😄, dan Tuhan itu Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar semua apa yang dilakukan oleh UmatNya.

Jadi, kalau misalkan saya berbagi keseharian saya bersih-bersih rumah (menyapu, menge-pel, setrika, memasak, dll) itu adalah hal nyata yang memang saya kerjakan sehari-hari. Lalu, kalau kemudian ada yang mengganggap itu sebagai ADIGANG (sombong dengan kekuatan), Lhaaaaa darimananya keles 😆😆... Sepertinya dia ngga paham apa itu ADIGANG. Gini deh, yang namanya menyapu, menge-pel, setrika, cuci-cuci perkakas, ya pasti pakai kekuatan OKOL 💪 kan 😄, masa' iya pakai tenaga batin, iya kalau saya PENYIHIR, tinggal 'cling!!' langsung semua kerjaan rumah beres 😛. Lalu, dibilang 'ngapain juga mesti dibuat story nyapu2, nge-pel, dll'.. Helloooo, kan story-story saya, halaman-halaman saya, kenapa jadi situ yang ribet 😄😄, kalau nggaa suka, ya jangan dilihat to.. gampang kan.. Daripada situ nuduh2 ADIGANG - sombong kekuatan, yaelaaaah... belajar dulu yang bener makna ADIGANG, tuuuh sudah saya jelaskan diatas tadi 😄😄, baca giiiih...

Kemudian, kalau misalkan saya berbagi tentang bagaimana kita harus tetap bersyukur, bersikap apa adanya, menjunjung kebenaran, semua itu kan FAKTA. Lalu dibilang saya ADIGUNG - menyombongkan kebesaran - kekuasaan, hellooooo... kebesaran apapula 😄😄, lha wong saya ini lho cuma orang biasa, meskipun saya bekerja kantoran, saya tetap bekerja rumahan juga, jalan kaki juga biasa, naik angkot juga biasa, teruuuus dibilang sombong kekuasaan itu darimana keles... 😄😄.. Yaelah... ampun bang jago !! 😁.

Ketiga, ketika saya berbagi tentang beberapa pencapaian, itu untuk memotivasi supaya tetap bisa berkarya buat diri saya sendiri dan memotivasi orang lain. Terus, dibilang saya ADIGUNA - menyombongkan kepintaran - kepandaian, haduuuuh.... lha gimana coba 😄😄.. Sepertinya Anda ya yang bilang ADIGANG-ADIGUNG-ADIGUNA itu harus banyak-banyak intropeksi diri dan intropeksi hati 😄😄, HATI Anda sakit...!! Serius..!!...  Harusnya Anda itu merenung, berkaca ya, bahwa ya itu benar, jadi harus bisa legowo, kalau salah ya minta maaf, kalau tau ada yang salah ya dinasehati supaya baik, bukan malah menuduh orang ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA seenaknya TANPA PAHAM artinya 😀. Justru, kelebihan energi anda itu gunakan untuk menasehati yang salah-salah itu, yang malas-malas itu, yang kemenyek-kemenyek itu, yang jorok-jorok itu. Gunakan energi anda untuk memperbaiki itu, menasehati. Jangan malah yang berniat baik dimusuhi, dibilang SOMBONG, lalu yang salah dilindungi, dibenarkan. Renungkan itu..! Mungkin di dunia kalian MENANG, tapi Tuhan itu Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha segalanya. Yakinlah, karma itu akan datang baik itu secara KONTAN ataupun KREDIT 😄😄. 

Sekarang CONTOH lainnya nih yang lagi booming dan memang ini itu banyak terjadi di kehidupan sehari-hari, cuma bedanya mungkin yang banyak itu kebetulan bukan public figur, jadi tidak terlihat. Tapi tetap menarik untuk dibahas, karena masih ada kaitannya dengan ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA.

Apa siiih... ok, kita bahas sekarang ya. 

Jika kalian update kasus salah satu tokoh ahli hukum yang mempunyai istri seorang seniman (bisa dibilang seniman ya, karena dia pelukis, pembuat berbagai macam kue, menyanyi juga), pasti langsung nyambung ya 😁.. Ada IG nya ma****ko, saya salah satu follower beliau 😄😄 dan feeling saya adalah beliau di pihak yang benar, bukan karena sesama wanita ya 😄 tapi memang iya, karena saya memiliki sense yang sama. Kalau kita akhir-akhir ini baca dari dua kubu, baik dari pihak si istri ma****ko dan dari pihak anak tiri suaminya si ahli hukum ini, menurut saya ma****ko yang benar 😄😄. Kenapa saya bisa berargumen begitu?..

Karena saya salah satu follower mereka berdua, menurut saya, si istri ma****ko ini adalah tipe yang rajin, rapi, kreatif, sederhana, pintar, bisa segala hal. Jadi ketika si anak tiri suaminya ini mengatakan bahwa 'tertekan' dengan istri ayahnya ma****ko ini, agak aneh menurut saya. Kenapa baru sekarang bilang seperti itu, setelah 20 tahun lamanya 😄😄. Kalau dari kacamata saya, bisa jadi mereka memiliki kebiasaan yang BERBEDA. Si ibu/istri ini kan tipe yang rapi, rajin, pinter, kreatif, bisa segala hal, sederhana, nah kemungkinan si anak tirinya ini memiliki kebiasaan yang sebaliknya 😄😄. Sehingga hal ini yang bisa memicu konflik kecil kecil yang dipendam menjadi besar.

Saya paham betul, karena saya merasakan sendiri posisi seperti itu. Ketika kita tipe yang rapi, suka kebersihan, disiplin kemudia bergabung dengan tipe yang jorok, slebor, tidak disiplin, itu betul2 menguras hati dan emosi 😄😄. Apalagi kalau kemudian pihak luar ikut campur, wah bisa tambah runyam.

Seperti si ma****ko ini, ketika pihak luar ikut campur, kemudian si suami membuat keputusan mengusir istrinya (si ma****ko ini) dan membangun tembok yang menutup akses antara rumah mereka dengan rumah orang tua ma****ko karena rumahnya bersebelahan. INI NYATA dialami ma****ko dan juga dialami orang lain hanya saja kebetulan bukan public figur 😄😄

Lalu apa kaitannya dengan ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA ????

Yah, sikap si suami yang mengusir dan membangun tembok penutup akses inilah yang masuk kategori ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA. Seorang suami yang baik, TIDAK SEHARUSNYA melakukan pengusiran terhadap istrinya. Apalagi sudah banyak yang telah dilakukan istrinya untuk dia dan keluarganya. Apalagi, selama pernikahan tenyata istrinya tidak dinafkahi, nah lhooo ... ini kategori sikap suami yang dzolim. Jika keluarga suami mendukung si suami, berarti sekeluarga adalah kumpulan orang-orang yang dzolim 😄😄, no worry... Tuhan itu Maha Adil, pasti akan ada balasannya.

Apalagi si anak tiri yang seorang perempuan juga berstatement negatif tentang istri ayahnya (sang ibu sambung), itu adalah perilaku yang buruk. Tidak seharusnya dia sebagai anak memperkeruh suasana rumah tangga ayahnya. Apalagi pastinya sudah banyak yang telah dilakukan ibu sambungnya untuk ayahnya dan dirinya. Ini seperti kacang lupa kulit, kebaikan dilupakan, dibalas dengan hal-hal jahat. Menyedihkan... tapi NYATA

Seorang istri juga manusia biasa, meskipun terlihat sempurna karena cantik, rapi, rajin, disiplin, suka memasak, menata rumah, berprestasi, dia tetaplah manusia biasa. jadi, jika ada hal-hal kekurangannya, harusnya bisa disikapi dengan baik. Apalagi, ternyata selama ini tidak pernah dinafkahi, nah lhooo..berarti sebenarnya ada andil kesalahan dari si suami. Itu harusnya saling dikoreksi. 

Tindakan main usir dari rumah oleh seorang suami kepada istrinya, itu sangat tidak dibenarkan. Padahal ma****ko wanita mandiri ya, dia tidak pernah meminta hak harta apapun, aset namanya dari suaminya saja tidak punya, semua milik suami, nah lhoo...tapi bagaimanapun dia seorang wanita yang punya perasaan.

Dari sini kita belajar bahwa pertama: WANITA harus mempunyai kekuatan, kekuatan disini adalah kemandirian. Jangan hanya mengandalkan apa-apa dari para pria sebagai suami, memang itu sebenarnya adalah TUGAS dan KEWAJIBAN seorang suami untuk mencukupi semua kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan istrinya. Tetapi, kita sebagai wanita tetap harus mandiri. Kedua, sebagai WANITA harus berhati luas - ini bisa dikategorikan sebagai kebesaran, keluasan hati. Seperti apapun perlakuan suami yang tidak baik, tidak sesuai kepada kita sebagai seorang istri, ya kita harus berhati luas. Jangan pernah membalas dengan ketidak baikan yang sama, tetapi doakan agar sang suami menjadi suami yang baik, yang bertanggung jawab, yang lembut hatinya. Ketiga, sebagai WANITA harus cerdas - pandai. Ini sangat penting untuk mendukung kemandirian dan keluasan hati.

JADI, bagi kalian para wanita (khususnya yang memiliki suami), ingat ada yang salah satu tulisan mengatakan bahwa SUAMI ITU ADALAH TITIPAN, jadi sewaktu-waktu bisa diambil, tidak bersama dengan istrinya selamanya. Diambil (Tuhan) karena meninggal, atau diambil pelakor 😄😄, ataupun diambil pihak lain karena terhasut untuk dipisahkan, misalnya dalam kasus ma****ko ini dihasut anak tiri 😄😄, sehingga si suami mengusirnya (mengusir istrinya) dari rumahnya.

Jangan bangga menjadi wanita/perempuan yang selalu dilayani pria, kemana-mana harus diantar, menyuruh-nyuruh ini itu. Jika suatu saat pria tempat anda bergantung itu pergi, anda-pun juga akan menjadi orang yang sengsara karena tidak ada tempat bergantung lagi 😄😄.

Bagaimana kalau misalkan wanita mandiri lalu dibilang sombong  - adigang adigung adiguna??? yaaaa itu orang yang mengatakan adigang adigung adiguna perlu periksa ke dokter jiwa, karena hatinya sakit parah terkena iri hati hasut dengki 😄😄

Satu hal lagi, jangan terlalu mengagung-agungkan harta duniawi, seperti diatas tadi, sengaja membangun tembok pembatas untuk menutup akses. Itu tidak kekal, tidak akan terbawa di alam kubur. Apalagi jika ada seseorang yang dengan arogannya meruntuhkan dan membangun tembok tanpa berempati kepada bangunan di sebelahnya, ini yang namanya ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA. Merasa memiliki kekuatan dengan uangnya merubuhkan, menyekat, membangun, tanpa perduli bangunan di sebelahnya rusak. Merasa memiliki kekuasaan karena hak dia, jadi dia bebas membangun sesuai keinginannya tanpa memperdulikan bangunan disebelahnya berdampak rusak akibat bangunan dia. Merasa memiliki kepandaian, lebih pandai sehingga bisa menginjak-injak orang lain, memperbudaknya untuk dijadikan tukang bersih2 bangunannya, tukang pembuat kopi bagi para tukangnya. INI justru yang disebut ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA 😉

Ok, semoga kita semua dijauhkan dari sifat2 negatif tersebut. Sepintar apapun kita, sekaya apapun kita, sekuat apapun kita, tetaplah menjadi orang yang sederhana, yang berempati pada orang lain, yang pandai bersyukur dan mengingat sekecil apapun yang pernah orang lain lakukan untuk kita dengan tulus, tidak seharusnya dibalas dengan kejahatan. Tetaplah menjadi WANITA yang kuat - berhati luas - dan cerdas yang selalu menjadi panutan dan kebanggaan keluarga - teman - dan para sahabat tercinta. Keep Fighting...!! 

Notes:
Bagi para suami di luar sana, bersyukurlah jika istrimu adalah wanita pekerja yang tidak pernah menuntut banyak hal padamu, dia rela membantumu secara finansial untukmu dan anakmu, bersyukurlah dan berterimakasihlah.


Sepenuh cinta dari hatiku untukmu
imma-san
31 Maret 2021