Kamis, 23 September 2010

All About The Type of "Sensei"...... (*Me, you, and you definitely have a different character including "our sensei"..)

Tulisan ini adalah hasil "curahan hati" beberapa teman, mungkin terdengar sedikit melankolis dan "cengeng" karena kita semua disini bukan lagi anak-anak tetapi sudah menjadi orang-orang dewasa, lebih tepatnya "tua" .....^_^..... (*Opst!!!...) Yup, itulah kenyataannya... :D...

Tetapi kenapa masih ada "curahan hati" ???.... Yaaah, karena kita semua hanya manusia biasa, yang mempunyai banyaaaaak kekurangannya dan terkadang sering mengeluh.... >_<..... Hmmmm.... That's why we humans.....

Seringkali saat kita berkumpul, bercerita satu sama lain dan berujung pada kata-kata: "lebih enak si A" atau "lebih enak si B" atau juga "lebih enak si C".... Selalu "lebih enak si fulan".... Padahal kita semua juga tidak tahu bahwa masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan..... Bisa jadi lebih di bagian "1" tetapi kurang di bagian "2", begitupun sebaliknya.

Kita pun juga tidak pernah tahu sebelumnya, bagaimana kita bisa berada di tempat "A" atau di tempat "B" ataupun di tempat "C", demikian juga tidak tahu kenapa kita mendapatkan "sensei" yang berbeda-beda. Semuanya sudah diatur oleh Sang Pencipta.... Dan pastinya, Tuhan lebih tahu tentang "mengapa/bagaimana" kita masing-masing berada di tempat berbeda dengan "sensei" yang berbeda pula.

Contohnya:
  • Si A mempunyai "sensei" yang berkarakter keras, ketika ada hal-hal yang kurang berkenan di hatinya, maka dia akan meluapkan kemarahannya secara langsung, menendang lemari... (*Bragh!!...)
  • Si B mempunyai "sensei" yang unik, selalu menghindari percakapan yang panjang apalagi jika si B sudah mulai banyak bertanya, maka sang "sensei" selalu mengatakan bahwa semuanya sudah beres dia kerjakan, membuat si B kebingungan..... 
  • Si C mempunyai "sensei" yang sama sekali hanya bisa berbahasa jepang, sementara si C tidak terlalu bisa bahasa jepang, jadilah sulit menjalin komunikasi.......
  • Si D mempunyai "sensei" yang berbeda bidang, sehingga sulit untuk menyamakan persepsi tentang risetnya, tidak jelas dan tidak terarah.......
  • Si E mempunyai "sensei" yang selalu menyediakan banyak buku yang harus dibaca dan ketika ada hal-hal yang kurang berkenan di hatinya, maka dia akan meluapkan kemarahannya di forum meeting dengan bahasa jepang yang membuat si E merasa malu di forum meeting.......
  • Si F mempunyai "sensei" yang tidak pernah marah, terlalu sabar, hanya ketika ada hal-hal yang kurang berkenan di hatinya itu akan terlihat dari raut mukanya.....
  • Dan masih ada beberapa yang lain.....

Dari sinipun kita semua "tidak pernah tahu", kenapa si A mendapatkan "sensei" yang galak dan si F mendapatkan "sensei" yang terlalu sabar.... Hanya Tuhan yang tahu alasan dibalik semua itu... Dan saya percaya, bahwa pastinyanya semuanya ada kebaikan disebaliknya.....

Saya bisa mengerti perasaan teman-teman saya, apalagi "hantaman physikologi" itu jauh lebih berat....  Karena ketika "mental" kita sudah terhantam, jangan ditanya seperti apa.... Runtuhlah semua... >_<.... Pasti tak akan lagi nafsu makan apalagi semangat mungkin sudah terbang ke awan..hehehehe...Terutama bagi orang-orang dari Pulau Jawa seperti kita, yang lebih menggunakan "perasaan".... Sedikit-sedikit main "perasaan".... ^_^.... Apalagi tidak terlalu "paham" bahasa jepang, hmmmmm..... bisa dibayangkan seperti apa.... Satu-satunya cara mengatasi semua itu adalah "muka tembok" .....!!!....

Yaah.... salah seorang teman mengatakan bahwa "muka tembok" yang terbaik baginya, karena jika terus menerus bermain perasaan, bisa-bisa sudah down dari dulu-dulu.... ^_^..... Jadi, whatever..!! mau diomelin pakai bahasa jepang yang dia tak tahu, mau dipermalukan di forum meeting, WHATEVER...!!!... Yang penting "terus belajar".... semangat belajar meskipun tertekan perasaan... >_<.... Hhhhhhhh....!!... Namanya juga "belajar", wajarlah kalau masih ada salah-salahnya.... Tappiiii, kalau salahnya terus terusan?? hahahahahahaaa.... (*Jangan lagi bertanya apa yang akan terjadi selanjutnya.... )

Tak jarang dia sering bertanya-tanya, kenapa dia mendapatkan "sensei" yang berkarakter keras seperti itu??... Tetapi meskipun "keras", sang "sensei" selalu memberi banyak masukan tentang risetnya, memberi banyak buku-buku untuk dibacanya tanpa dia harus mencari sendiri buku-buku tersebut. Sementara "sensei" si fulan malah berbanding terbalik..... Nah lho.... 

Dari sini kita bisa melihat bahwa masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tinggal bagaimana kita menerima kondisi kita masing-masing dengan IKHLAS....

Selalu berpikir positif bahwa apapun yang kita terima, semuanya ada kebaikan didalamnya. Apapun kondisinya..... Sehingga tidak lagi ada kata-kata "lebih enak si A" atau "lebih enak si B" ataupun juga "lebih enak si fulan".... Karena siapapun mereka, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan hanya Tuhan yang tahu alasan semua itu.

Bukan hanya tentang "sensei" tetapi juga tentang perbedaan "lokasi", semua itu pastinya hanya Tuhan juga yang tahu alasan masing-masing ditempatkan di lokasi yang berbeda-beda. Kenapa si A ditempatkan di daerah pinggiran dan kenapa si F diletakkan di pusat kota, semuanya pasti ada sisi-sisi kebaikan didalamnya....^_^....

Berusaha untuk berpikir positif dan menerima semua kondisi yang ada serta tetap "semangat" dan "muka tembok" itu jauh lebih baik... Jangan lagi terlalu menggunakan faktor "perasaan", karena jika itu tetap melekat justru akan menghancurkan kita secara physikologi. Selalu berpikir positif dan baik supaya hidup kita juga berenergi positif. Bukankah semua yang ada di pikiran kita itu sama dengan sebuah doa ?... Jadi, jika kita selalu berpikiran "baik" sama artinya kita berdoa yang "terbaik" untuk diri kita masing-masing.

Berusaha sebisa mungkin untuk berpikir yang "baik-baik" dan percaya serta yakin bahwa semua ini pastilah ada kebaikan yang diberikan Tuhan kepada kita...

Sedapat mungkin menjauhkan pikiran kita dari hal-hal yang "tidak baik"/"buruk sangka", mungkin kita bisa membatasi masuknya hal-hal negatif ke otak/pikiran kita yang bisa jadi berasal/bersumber dari mana saja... Sedapat mungkin selalu menghiasi pikiran kita dengan Asmaul Husna ataupun berdzikir.... Juga lebih berusaha untuk menikmati ibadah sholat-sholat kita, karena dengan mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik, pastinya itu akan ter-aamiin-kan juga....

Karena masing-masing dari kita pastinya mempunyai karakter yang berbeda, kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda pula, maka sebaiknya kita TIDAK PERLU lagi mengatakan "mengapa" atau "why" dalam hidup kita. Karena kata-kata "mengapa" lebih cenderung mengarah kepada sebuah "penyesalan".... "putus asa"... "mempertanyakan".... Jadi kita HARUS berusaha menghindari menggunakan/mengatakan kata-kata itu...

Gantilah kata-kata "mengapa" atau "why" dengan "bagaimana" atau "how"... Karena kata-kata "bagaimana" lebih mengandung pemikiran yang kreatif dan tidak merupakan sebuah penyesalan. Membuat kita menjadi lebih bersemangat untuk melakukan yang terbaik dan mencari cara terbaik....

Mungkin memang tidak mudah, apalagi jika kita dihantam secara "physikologi".... tetapi kita harus ingat bahwa pikiran kita adalah harapan kita. Jika kita berpikiran baik maka harapan terbaik kita pun juga akan segera terwujud. Sebaliknya jika pikiran kita buruk, maka harapan terburuk pun juga akan benar-benar terwujud, bukankah itu tidak kita inginkan ???....

Jadi, mari kita memilih yang terbaik untuk diri kita masing-masing dengan berusaha berpikiran "baik" untuk mewujudkan harapan terbaik yang selama ini kita inginkan. Tetap bersemangat dan tersenyum meski apapun kondisi yang kita terima... Percaya dan yakin bahwa pasti ada kebaikan di balik semuanya.... Selalu yang terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita semua....

Keep spirit and smile always...


*Salam sejuk dari negeri sakura...


by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi
Japan



Tidak ada komentar: