|
Sumber Gambar:lockdown2020.id |
"ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA" adalah salah satu peribahasa yang memiliki arti mendalam, bukan hanya bagi kaum Jawa meskipun sebenarnya ini masuk dalam budaya Jawa, tetapi arti umumnya secara keseluruhan bisa juga untuk semua golongan diluar kaum Jawa. Peribahasa dalam bahasa Jawa juga dinamakan dengan PARIBASAN. Apa sih, PARIBASAN itu?.. Paribasan adalah rangkaian kata yang tetap penggunaannya, tidak mengandung makna pengandaian, dan bermakna konotatif. Nah, kalau bicara KONOTATIF, pasti kalian juga akan bertanya-tanya, apa sih artinya?.. Makna konotatif sendiri memiliki sebuah bentuk makna yang akan selalu berbeda dari jaman ke jaman. Sehingga hal tersebut tidak akan menjadi tetap.
Nah, ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA disini memiliki arti dalam bahasa Jawa sebagai ' ngandelake KEKUATAN, ngandelake PANGUASA, lan ngandelake KEPINTERAN sing diduweni. Kalau kita artikan dalam bahasa adalah membanggakan KEKUATAN, membanggakan KEBESARAN, dan membanggakan KEPINTERAN/KEPANDAIAN.
Kenapa kita membahas peribahasa satu ini, apa sih yang membuat peribahasa ini unik. Ok, kita akan membahasnya dengan contoh real/nyata peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang penting lagi adalah untuk meluruskan pemaknaan ini karena ada beberapa yang memahaminya secara berbeda. Ini nih yang membuatnya menjadi menarik 😊.
Sekarang kita akan membahasnya dengan memberikan contoh tindakan/kasus/perbuatan/perilaku yang mencerminkan 'Adigang, Adigung, Adiguna' ini, ok.. Let's start it 👍
Beberapa orang salah memahami 'adigang, adigung, adiguna' ini. Mereka (arti mereka disini 'beberapa' orang ya, jangan salah 😆) mengganggap si A (misalkan) membanggakan kekuatannya, membanggakan kebesarannya, membanggakan kepandaiannya, intinya mengganggap bahwa si A ini menyombongkan dirinya sendiri dan latar belakang kehidupannya. Nah, yang perlu kita cermati disini adalah, apakah benar si A seperti yang disangkakan oleh oknum 'seseorang' ini???... 😀.. Kita bedah satu-satu dalam CONTOH, ok.
PERTAMA: Jika si A ini adalah seorang pejabat yang memiliki kekuatan dalam hal ini non fisik ya, memiliki kekuasaan yang membuatnya menjadi sosok yang super/besar, dan sebagai seorang pejabat pastinya si A bukanlah orang yang biasa-biasa saja dari segi intelektualitasnya ~ pintar. Nah, dengan kekuatan, kebesaran, dan kepandaiannya tersebut kemudian dia menindas rakyat kecil, melakukan manipulasi manipulasi demi memperkaya dirinya sendiri, tidak mengutamakan kepentingan rakyat, MAKA si A ini bisa kita sebut sebagai seorang yang dalam peribahasa ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA.
Dari sini paham ya... 😊👍👍
KEDUA: Jika si A ini adalah seorang pejabat yang memiliki kekuatan dalam hal ini non fisik ya, memiliki kekuasaan yang membuatnya menjadi sosok yang super/besar, dan sebagai seorang pejabat pastinya si A bukanlah orang yang biasa-biasa saja dari segi intelektualitasnya ~ pintar. Tetapi dia tetap mengutamakan kepentingan rakyatnya dibandingkan dengan kepentingannya, dia menunjukkan kekuatannya - kebesarannya - dan kepandaiannya untuk memberikan manfaat bagi rakyatnya. MAKA si A ini TIDAK BISA disebut sebagai seseorang yang dalam peribahasa ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA.
Jadi, jangan asal menuduh seseorang itu sebagai seseorang yang SOMBONG, karena itu justru bisa berbalik kepada diri si penuduh sendiri karena dia tidak mampu, dia iri, sehingga dia menuduh seseorang sebagai orang yang SOMBONG. Berhati-hatilah ok... 😀
Jangan mudah menjadi seseorang yang GAMPANG TERSINGGUNG karena itu sangat berbahaya. Jadilah orang yang OPEN MINDED (terbuka menerima kritik, saran, masukan) karena dengan begitu akan membuat menjadi lebih baik dan lebih maju. Jika yang dikatakan itu adalah FAKTA - NYATA, ya tidak seharusnya TERSINGGUNG, karena itu FAKTA, bagaimanapun harus berbesar hati menerima bahwa ya itu BENAR, tidak boleh tersinggung dan marah 😆. Kalau yang dikatakan itu TIDAK BENAR, bukan FAKTA, nah anda/kalian berhak tersinggung dan juga berhak untuk mengklarifikasi kebenarannya.
CONTOH lagi, misalkan hal-hal yang sering tampil di media sosial baik itu berupa gambar/foto, video, dan sejenisnya, sebenarnya itu semua tergantung dari masing-masing individunya baik itu tujuannya, maksudnya, dan alasan dibalik dia melakukan itu. Masing-masing individu memiliki tujuan-maksud-dan alasan yang berbeda. Misalkanpun ada yang bertujuan untuk show-up, itu juga hak mereka sendiri, kalau kalian tidak suka, tidak usah dilihat apalagi difollow 😀, biarkan itu menjadi pertanggung-jawaban mereka sendiri. Pastinya, yang tau apa asli dari tujuan-maksud-dan alasannya adalah dirinya sendiri dan Tuhan.
Sekarang kalau misalkan saya pribadi ya, ketika saya berbagi cerita, aktifitas dan sejenisnya, itu adalah kegiatan sehari-hari yang memang sebenarnya saya lakukan. Saya tidak berpikir negatif orang akan mempunyai penilaian A,B,C,D,E,F dll, itu tidak penting buat saya karena bagi saya adalah ya inilah saya 😄, dan Tuhan itu Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar semua apa yang dilakukan oleh UmatNya.
Jadi, kalau misalkan saya berbagi keseharian saya bersih-bersih rumah (menyapu, menge-pel, setrika, memasak, dll) itu adalah hal nyata yang memang saya kerjakan sehari-hari. Lalu, kalau kemudian ada yang mengganggap itu sebagai ADIGANG (sombong dengan kekuatan), Lhaaaaa darimananya keles 😆😆... Sepertinya dia ngga paham apa itu ADIGANG. Gini deh, yang namanya menyapu, menge-pel, setrika, cuci-cuci perkakas, ya pasti pakai kekuatan OKOL 💪 kan 😄, masa' iya pakai tenaga batin, iya kalau saya PENYIHIR, tinggal 'cling!!' langsung semua kerjaan rumah beres 😛. Lalu, dibilang 'ngapain juga mesti dibuat story nyapu2, nge-pel, dll'.. Helloooo, kan story-story saya, halaman-halaman saya, kenapa jadi situ yang ribet 😄😄, kalau nggaa suka, ya jangan dilihat to.. gampang kan.. Daripada situ nuduh2 ADIGANG - sombong kekuatan, yaelaaaah... belajar dulu yang bener makna ADIGANG, tuuuh sudah saya jelaskan diatas tadi 😄😄, baca giiiih...
Kemudian, kalau misalkan saya berbagi tentang bagaimana kita harus tetap bersyukur, bersikap apa adanya, menjunjung kebenaran, semua itu kan FAKTA. Lalu dibilang saya ADIGUNG - menyombongkan kebesaran - kekuasaan, hellooooo... kebesaran apapula 😄😄, lha wong saya ini lho cuma orang biasa, meskipun saya bekerja kantoran, saya tetap bekerja rumahan juga, jalan kaki juga biasa, naik angkot juga biasa, teruuuus dibilang sombong kekuasaan itu darimana keles... 😄😄.. Yaelah... ampun bang jago !! 😁.
Ketiga, ketika saya berbagi tentang beberapa pencapaian, itu untuk memotivasi supaya tetap bisa berkarya buat diri saya sendiri dan memotivasi orang lain. Terus, dibilang saya ADIGUNA - menyombongkan kepintaran - kepandaian, haduuuuh.... lha gimana coba 😄😄.. Sepertinya Anda ya yang bilang ADIGANG-ADIGUNG-ADIGUNA itu harus banyak-banyak intropeksi diri dan intropeksi hati 😄😄, HATI Anda sakit...!! Serius..!!... Harusnya Anda itu merenung, berkaca ya, bahwa ya itu benar, jadi harus bisa legowo, kalau salah ya minta maaf, kalau tau ada yang salah ya dinasehati supaya baik, bukan malah menuduh orang ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA seenaknya TANPA PAHAM artinya 😀. Justru, kelebihan energi anda itu gunakan untuk menasehati yang salah-salah itu, yang malas-malas itu, yang kemenyek-kemenyek itu, yang jorok-jorok itu. Gunakan energi anda untuk memperbaiki itu, menasehati. Jangan malah yang berniat baik dimusuhi, dibilang SOMBONG, lalu yang salah dilindungi, dibenarkan. Renungkan itu..! Mungkin di dunia kalian MENANG, tapi Tuhan itu Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha segalanya. Yakinlah, karma itu akan datang baik itu secara KONTAN ataupun KREDIT 😄😄.
Sekarang CONTOH lainnya nih yang lagi booming dan memang ini itu banyak terjadi di kehidupan sehari-hari, cuma bedanya mungkin yang banyak itu kebetulan bukan public figur, jadi tidak terlihat. Tapi tetap menarik untuk dibahas, karena masih ada kaitannya dengan ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA.
Apa siiih... ok, kita bahas sekarang ya.
Jika kalian update kasus salah satu tokoh ahli hukum yang mempunyai istri seorang seniman (bisa dibilang seniman ya, karena dia pelukis, pembuat berbagai macam kue, menyanyi juga), pasti langsung nyambung ya 😁.. Ada IG nya ma****ko, saya salah satu follower beliau 😄😄 dan feeling saya adalah beliau di pihak yang benar, bukan karena sesama wanita ya 😄 tapi memang iya, karena saya memiliki sense yang sama. Kalau kita akhir-akhir ini baca dari dua kubu, baik dari pihak si istri ma****ko dan dari pihak anak tiri suaminya si ahli hukum ini, menurut saya ma****ko yang benar 😄😄. Kenapa saya bisa berargumen begitu?..
Karena saya salah satu follower mereka berdua, menurut saya, si istri ma****ko ini adalah tipe yang rajin, rapi, kreatif, sederhana, pintar, bisa segala hal. Jadi ketika si anak tiri suaminya ini mengatakan bahwa 'tertekan' dengan istri ayahnya ma****ko ini, agak aneh menurut saya. Kenapa baru sekarang bilang seperti itu, setelah 20 tahun lamanya 😄😄. Kalau dari kacamata saya, bisa jadi mereka memiliki kebiasaan yang BERBEDA. Si ibu/istri ini kan tipe yang rapi, rajin, pinter, kreatif, bisa segala hal, sederhana, nah kemungkinan si anak tirinya ini memiliki kebiasaan yang sebaliknya 😄😄. Sehingga hal ini yang bisa memicu konflik kecil kecil yang dipendam menjadi besar.
Saya paham betul, karena saya merasakan sendiri posisi seperti itu. Ketika kita tipe yang rapi, suka kebersihan, disiplin kemudia bergabung dengan tipe yang jorok, slebor, tidak disiplin, itu betul2 menguras hati dan emosi 😄😄. Apalagi kalau kemudian pihak luar ikut campur, wah bisa tambah runyam.
Seperti si ma****ko ini, ketika pihak luar ikut campur, kemudian si suami membuat keputusan mengusir istrinya (si ma****ko ini) dan membangun tembok yang menutup akses antara rumah mereka dengan rumah orang tua ma****ko karena rumahnya bersebelahan. INI NYATA dialami ma****ko dan juga dialami orang lain hanya saja kebetulan bukan public figur 😄😄
Lalu apa kaitannya dengan ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA ????
Yah, sikap si suami yang mengusir dan membangun tembok penutup akses inilah yang masuk kategori ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA. Seorang suami yang baik, TIDAK SEHARUSNYA melakukan pengusiran terhadap istrinya. Apalagi sudah banyak yang telah dilakukan istrinya untuk dia dan keluarganya. Apalagi, selama pernikahan tenyata istrinya tidak dinafkahi, nah lhooo ... ini kategori sikap suami yang dzolim. Jika keluarga suami mendukung si suami, berarti sekeluarga adalah kumpulan orang-orang yang dzolim 😄😄, no worry... Tuhan itu Maha Adil, pasti akan ada balasannya.
Apalagi si anak tiri yang seorang perempuan juga berstatement negatif tentang istri ayahnya (sang ibu sambung), itu adalah perilaku yang buruk. Tidak seharusnya dia sebagai anak memperkeruh suasana rumah tangga ayahnya. Apalagi pastinya sudah banyak yang telah dilakukan ibu sambungnya untuk ayahnya dan dirinya. Ini seperti kacang lupa kulit, kebaikan dilupakan, dibalas dengan hal-hal jahat. Menyedihkan... tapi NYATA
Seorang istri juga manusia biasa, meskipun terlihat sempurna karena cantik, rapi, rajin, disiplin, suka memasak, menata rumah, berprestasi, dia tetaplah manusia biasa. jadi, jika ada hal-hal kekurangannya, harusnya bisa disikapi dengan baik. Apalagi, ternyata selama ini tidak pernah dinafkahi, nah lhooo..berarti sebenarnya ada andil kesalahan dari si suami. Itu harusnya saling dikoreksi.
Tindakan main usir dari rumah oleh seorang suami kepada istrinya, itu sangat tidak dibenarkan. Padahal ma****ko wanita mandiri ya, dia tidak pernah meminta hak harta apapun, aset namanya dari suaminya saja tidak punya, semua milik suami, nah lhoo...tapi bagaimanapun dia seorang wanita yang punya perasaan.
Dari sini kita belajar bahwa pertama: WANITA harus mempunyai kekuatan, kekuatan disini adalah kemandirian. Jangan hanya mengandalkan apa-apa dari para pria sebagai suami, memang itu sebenarnya adalah TUGAS dan KEWAJIBAN seorang suami untuk mencukupi semua kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan istrinya. Tetapi, kita sebagai wanita tetap harus mandiri. Kedua, sebagai WANITA harus berhati luas - ini bisa dikategorikan sebagai kebesaran, keluasan hati. Seperti apapun perlakuan suami yang tidak baik, tidak sesuai kepada kita sebagai seorang istri, ya kita harus berhati luas. Jangan pernah membalas dengan ketidak baikan yang sama, tetapi doakan agar sang suami menjadi suami yang baik, yang bertanggung jawab, yang lembut hatinya. Ketiga, sebagai WANITA harus cerdas - pandai. Ini sangat penting untuk mendukung kemandirian dan keluasan hati.
JADI, bagi kalian para wanita (khususnya yang memiliki suami), ingat ada yang salah satu tulisan mengatakan bahwa SUAMI ITU ADALAH TITIPAN, jadi sewaktu-waktu bisa diambil, tidak bersama dengan istrinya selamanya. Diambil (Tuhan) karena meninggal, atau diambil pelakor 😄😄, ataupun diambil pihak lain karena terhasut untuk dipisahkan, misalnya dalam kasus ma****ko ini dihasut anak tiri 😄😄, sehingga si suami mengusirnya (mengusir istrinya) dari rumahnya.
Jangan bangga menjadi wanita/perempuan yang selalu dilayani pria, kemana-mana harus diantar, menyuruh-nyuruh ini itu. Jika suatu saat pria tempat anda bergantung itu pergi, anda-pun juga akan menjadi orang yang sengsara karena tidak ada tempat bergantung lagi 😄😄.
Bagaimana kalau misalkan wanita mandiri lalu dibilang sombong - adigang adigung adiguna??? yaaaa itu orang yang mengatakan adigang adigung adiguna perlu periksa ke dokter jiwa, karena hatinya sakit parah terkena iri hati hasut dengki 😄😄
Satu hal lagi, jangan terlalu mengagung-agungkan harta duniawi, seperti diatas tadi, sengaja membangun tembok pembatas untuk menutup akses. Itu tidak kekal, tidak akan terbawa di alam kubur. Apalagi jika ada seseorang yang dengan arogannya meruntuhkan dan membangun tembok tanpa berempati kepada bangunan di sebelahnya, ini yang namanya ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA. Merasa memiliki kekuatan dengan uangnya merubuhkan, menyekat, membangun, tanpa perduli bangunan di sebelahnya rusak. Merasa memiliki kekuasaan karena hak dia, jadi dia bebas membangun sesuai keinginannya tanpa memperdulikan bangunan disebelahnya berdampak rusak akibat bangunan dia. Merasa memiliki kepandaian, lebih pandai sehingga bisa menginjak-injak orang lain, memperbudaknya untuk dijadikan tukang bersih2 bangunannya, tukang pembuat kopi bagi para tukangnya. INI justru yang disebut ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA 😉
Ok, semoga kita semua dijauhkan dari sifat2 negatif tersebut. Sepintar apapun kita, sekaya apapun kita, sekuat apapun kita, tetaplah menjadi orang yang sederhana, yang berempati pada orang lain, yang pandai bersyukur dan mengingat sekecil apapun yang pernah orang lain lakukan untuk kita dengan tulus, tidak seharusnya dibalas dengan kejahatan. Tetaplah menjadi WANITA yang kuat - berhati luas - dan cerdas yang selalu menjadi panutan dan kebanggaan keluarga - teman - dan para sahabat tercinta. Keep Fighting...!!
Notes:
Bagi para suami di luar sana, bersyukurlah jika istrimu adalah wanita pekerja yang tidak pernah menuntut banyak hal padamu, dia rela membantumu secara finansial untukmu dan anakmu, bersyukurlah dan berterimakasihlah.
Sepenuh cinta dari hatiku untukmu
imma-san
31 Maret 2021