Hari ini kita memperingati HARI KARTINI, hari yang sangat istimewa bagi para WANITA Indonesia (*dulu, entah sekarang ya ???)… HARI KARTINI identik dengan EMANSIPASI WANITA (*jaman sekarang disebutnya seperti itu) atau kebangkitan dari sosok seorang WANITA yang pada jaman dahulu peranannya dianggap sebelah mata atau boleh dibilang tidak dianggap sama sekali. WANITA hanya sebagai obyek bagi kaum pria, dalam bahasa jawa disebut 3M = Masak (Memasak) , Macak (Berdandan), dan Manak (Melahirkan anak)… OooooHhh… menyedihkan..!!..
Sebenarnya di dalam agama sudah banyak dibahas tentang WANITA, khususnya dalam Q.S. An-Nisaa. Begitu berharganya wanita hingga ada surat khusus kaum WANITA. Dalam salah satu ayat dijelaskan bagaimana WANITA seharusnya diperlakukan. Begitu sangat ISTIMEWA jika kita semua mau membaca dan memahami isinya. Salah satunya seperti dalam Q.S. An-Nisaa ayat 5 berikut ini:
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya [268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”.
Notes: [268] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya.
Jadi, berbahagia-lah kita yang dilahirkan sebagai kaum WANITA. Dan sebenarnya di beberapa ayat yang lainpun juga dijelaskan bagaimana kedudukan kaum WANITA yang sebenarnya. Segala sesuatu ada aturannya, dan sudah sewajibnya kita sebagai kaum WANITA mengikuti aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh agama.
Karena seperti yang banyak kita tahu sekarang ini, arti dari EMANSIPASI WANITA itu sendiri sudah jauh menyimpang dari yang seharusnya. WANITA jaman sekarang merasa HARUS SAMA dengan pria dalam segala hal. Dan tak jarang banyak juga para pria yang terjajah oleh kaum wanita. Meskipun saya seorang wanita, tetapi saya sangat tidak setuju jika wanita lebih dominan daripada pria. Menurut saya, tempat wanita bukan di belakang ataupun di depan, tetapi berada di samping/sisi pria.
WANITA sendiri sering diibaratkan bagaikan sebuah GELAS KRISTAL, terkesan cantik, indah, lembut dan mudah pecah. Karena itulah WANITA sangat berharga dan senantiasa terlindungi. Apakah kalian semua para WANITA menyadari betapa SANGAT BERHARGA-nya diri anda semua???… Sadarkah kalian???… Tanpa perhiasan, tanpa uang dan tanpa barang-barang berharga di tubuh anda, diri anda saja sudah SANGAT BERHARGA..!!!… Terbayangkah anda jika terjadi sesuatu di diri anda, semisal pemerkosaan dan sejenisnya… Itulah mengapa saya katakan WANITA itu SANGAT BERHARGA. Tanpa barang berharga, uang ataupun perhiasan, TUBUH kita sendiri ini saja SUDAH SANGAT BERHARGA dan PATUT DIJAGA….
Saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya berkenaan dengan sosok WANITA selama berada di negeri sakura. Tepatnya tanggal 14 November 2008, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu teman dari Indonesia yang baru saja melahirkan putra keduanya di negeri sakura.
Sepasang keluarga muda yang masih sedang studi di negeri sakura dengan 2 anak, sekali lagi DUA ANAK, pasti sangat merepotkan. Sementara tak ada siapapun yang membantu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya. Sang suami yang masih kuliah S-2, dan anaknya pertamanya masih balita dan masih butuh perhatian juga, ditambah dengan kehadiran seorang baby lagi. Hemmm…. sesuatu yang menurut saya sangat-sangat bukan hal yang mudah untuk dijalani. Dalam kondisi masih studi dan jauh dari sanak keluarga.
Apalagi, saat saya melihat sang baby yang terlihat kedinginan karena pada waktu itu bertepatan dengan musim dingin… kulit jari-jari tangannya sampai mengelupas… Saya sempat menggendongnya lama di pelukan saya, berharap dia bisa sedikit hangat, karena dia selalu gemetar saat berada di tempat tidurnya, pasti kedinginan. Saya pegang kasur tempat tidurnya terasa agak dingin… Saya jadi merasa sangat terharu…
Saya melihat diri saya sendiri saja yang orang dewasa, waktu pertama mengalami udara dingin di negeri sakura ini saja, merasa sangat-sangat kedinginan, bahkan pertama kali datang, beradaptasi, kulit saya juga jadi mengelupas…
Apalagi ini, MAKHLUK KECIL yang kulitnya masih sangat-sangat tipis… Saya benar-benar terharu melihatnya. Belum lagi, saat sang ibu muda ini bercerita, bagaimana dia saat melahirkan, terjadinya bukan di ambulance atau di rumah sakit, tetapi di rumah/apato….
Tidak ada dokter,tidak ada bidan, hanya dia dan suaminya… Bisa-kah membayangkan kejadian seperti itu terjadi disini????… di japan????… di Negara yang super modern?? dialami oleh mahasiswa indonesia….
Dan, sang ibu muda ini bercerita bagaimana dia harus extra menjaga sang baby, terutama dari anak pertamanya yang juga masih balita. Sempat ketika ditinggal ke kamar mandi, sang anak pertama yang masih balita ini menarik selimut adek kecilnya hingga sang baby terguling. Bayangkan itu!
Kita tidak bisa menyalahkan sang anak balita, karena dia juga belum mengerti apapun. Saya rasa mungkin sang anak ini ingin mengajak adek baby-nya bermain, dia belum mengerti bahwa adek baby itu masih belum bisa apa2.
Jadi, sang ibu muda dan suaminya ini memutuskan untuk menitipkan anak pertamanya ke tempat penitipan anak dari pagi sampai menjelang sore. Hingga semua pekerjaan di rumah beres, baru dijemput kembali ke rumah.
Dan satu hal lagi, seorang ibu muda yang baru melahirkan, masih juga harus mengurusi memasak, mencuci, membersihkan rumah dll…. Sang ibu muda ini bercerita, sempat perutnya terasa sakit karena harus mengangkat barang-barang berat di apatonya, cucian, dll…
Masya Allah…. bisakah membayangkan hal itu terjadi disini???…
Saya tau, itu adalah resiko yang harus mereka tanggung dengan memiliki dua anak kecil selama masa studi di japan. Tetapi, haruskah ini terjadi...??? kenapa sebelum-sebelumnya tidak memikirkan apa-apa yang nantinya akan mereka hadapi…. Setidaknya dengan perencanaan yang lebih matang. Kenapa harus memutuskan memiliki 1 baby lagi, sementara anak pertama masih balita dan butuh perhatian lebih. Entahlah, mungkin setiap pasangan memiliki planning masing-masing. Bisa jadi menurut orang lain buruk, tapi menurut mereka itu yang terbaik. Entahlah…
Menurut saya, memang melahirkan baby dan merawat itu adalah TUGAS para WANITA sebagai ibu dan istri. Tetapi meskipun demikian, apakah semuanya juga HARUS dikerjakan oleh sang istri...???? semuanya...???? apakah saat sesudah dia baru melahirkan, tidak-kah dia diberi kesempatan untuk istirahat untuk memulihkan kondisinya…
Kenapa masih dalam kondisi yang masih sakit di rahimnya setelah habis melahirkan, masih harus memasak, mencuci, mengerjakan hal-hal rumah tangga lainnya…. kenapa...?
Tidak bisakah sang suami yang mengerjakannya selagi sang istri memulihkan kondisinya??? Kenapa para PRIA begitu egois!
Saya tau, TIDAK SEMUA pria se-egois itu. Saya hanya sekedar mengkritik para PRIA yang hanya mau enaknya sendiri, para pria yang hanya mau membuat anak, menghidupi, tetapi tidak mau saling membantu urusan rumah tangga. APAKAH tugas para pria hanya membuat anak dan mencari uang??? (*apalagi jika ada PRIA yang hanya mau membuat anak tapi TIDAK MAU menghidupi anaknya, benar-benar keterlaluan, jika ada yang seperti itu, sebaiknya ditendang sejauh mungkin keluar dari planet bumi hehehe.....)
Dan apakah tugas sang istri adalah HAMIL, merawat anak, memasak, mengatur rumah, melayani suami...???…jika sang istri sedang sakit, kenapa sang suami tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah ???…
Hemm…. Saya sangat TIDAK SUKA dengan pemisahan-pemisahan tugas dan peran wanita dan pria disini. Bagi saya, keluarga adalah SATU KESATUAN. Uang bisa dicari bersama-sama, pekerjaan rumah tangga-pun bisa dilakukan bersama-sama, jangan hanya memisahkan “INI TUGAS WANITA” dan “ITU TUGAS PRIA“.
TIDAK ada yang seperti itu...!!!!...
Segala sesuatunya harus dikerjakan BERSAMA-SAMA, saling membantu, mana yang bisa dikerjakan, ya monggo dikerjakan, saling mengisi peran masing-masing. Tidak hanya memerankan perannya sendiri saja. PRIA ya peran pria dan WANITA ya peran wanita, TIDAK SEPERTI ITU…. Menurut saya, kalaupun memang seorang PRIA/suami melihat sang istri masih sakit/kondisinya lemah, ya gantilah perannya sebagai pengganti peran istri. Jadi sang suami bisa juga memasak, mencuci dan lain-lain untuk istrinya selagi sang istri sakit. Itu yang namanya KELUARGA menurut saya.
Jadi, tidak ada PRIA egois atau WANITA egois.
WANITA/istri juga begitu sebaliknya, mentang-mentang pekerja, lalu tidak mau memasak dan melayani suami. Itu juga TIDAK BENAR...!!!…. Dalam kondisi yang SEHAT, seorang wanita yang juga seorang istri meskipun dia bekerja ya tetap HARUS berperan sebagai istri yang baik di rumah, sebagai PELAYAN SUAMI. Kecuali jika sedang dalam kondisi sakit, barulah saling mengisi peran. Begitupun sebaliknya, saat sang PRIA/suami sakit, ya gantilah peran sang istri sebagai suami menggantikan sang suami yang sakit, jadi jangan hanya diam di rumah menunggui suami-nya sakit, TETAPI pergi-lah mencari kerja keluar, mencari uang untuk keluarga. Istri memang mengurus rumah tangga, di rumah, TETAPI jika sang suami sedang sakit, maka yang bertugas mencari uang keluar adalah sang istri. Harus saling membantu seperti itu.
Yah… itu menurut pendapat saya… teori saya…. harapan saya, karena saya belum mempunyai keluarga. Tetapi, saya rasa apapun itu, tetap harus ada PLANNING dalam keluarga. Mungkin ini terlalu teoritis, tapi memang seperti itulah menurut saya tentang keluarga (*bukan karena saya seorang planner hahahaha).
Suami dan istri merupakan satu kesatuan yang harus saling mengisi satu sama lain, BUKAN HANYA memerankan perannya masing-masing, tetapi HARUS BISA mengisi peran pasangannya disaat pasangannya sedang lemah/sakit.
Apapun yang terjadi, pastinya saya BANGGA menjadi seorang WANITA dan berharap bisa menjadi seorang ISTRI yang dapat menjadi TEMAN, SAHABAT, IBU dan PELAYAN bagi SUAMI tercinta.
*I’m proud to be a WOMEN……..
by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi, Japan
April 19, 2010…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar