Hidup adalah sebuah pilihan, itu memang benar. Tetapi, pilihan itu jatuh pada dasarnya tergantung dari masing-masing individu. Hanya manusia itu sendiri yang berhak memutuskan jalan kehidupannya. Ketika seseorang itu semakin jauh dari Tuhan, maka dia akan mudah tergiring ke hal-hal yang jauh dari kebaikan dan mudah membuat keputusan-keputusan 'salah' dalam hidupnya. Sebaliknya, ketika seseorang itu dekat dengan Tuhan, maka dia akan selalu mendapatkan bimbingan dari-Nya dalam kehidupannya, hal-hal yang sekiranya tidak baik untuk hidupnya, pasti akan diingatkan dan dijauhkan oleh-Nya.
Ketika dua orang bertemu, jatuh cinta, menikah, dan mempunyai anak-anak yang merupakan perpaduan dari ayah dan ibunya, itu adalah kehidupan yang indah..... Tetapi, ketika pada akhirnya sang orang tua memutuskan untuk 'berpisah', semua itu bukanlah taqdir Tuhan tetapi lebih kepada pilihan sang orang tua sendiri. Ketidak dewasaan, keegoisan, dan keimanan yang lemah adalah faktor utama bagi mereka. Apakah itu sebuah kebanggaan...???... Bukan...!!... itu adalah cermin kegagalan terbesar dari sebuah pasangan. Cermin keegoisan dan ketidak-dewasaan.
'Perpisahan' sudah merupakan pukulan terberat bagi sang anak, mereka tidak meminta dilahirkan untuk dicerai beraikan, tetapi mereka ingin terus disayang dan diperhatikan.
Dalam kehidupan tak lengkap, selayaknya anak-anak mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tuanya. Tetapi pada kenyataannya justru sebaliknya, para orang tua lebih asyik dengan kehidupannya. Merasa bangga menyandang status 'duda' dan 'janda'-nya. Berbahagia dengan kebebasannya, bergaul kemana-mana dan berpesta pora. Sang 'duda' serasa para raja yang dikejar-kejar para srikandi dan sang 'janda' serasa para ratu yang dikejar-kejar penggemar gilanya. Sepertinya puber kedua dan kelima sedang melanda mereka....
Sementara, disudut sana sang anak-anak menangis dalam kesendiriannya... tak tau harus berbuat apa melihat tingkah kedua orang tuanya...>_<....
Seharusnya mereka sadar akan tanggung-jawab mereka selaku orang tua yang diberikan amanah oleh Tuhan untuk merawat dan mendidik anak-anak hasil buah cinta mereka ketika bersama... Tetapi, pada kenyataannya keegoisan lebih mendominasi pola pikir mereka. Mereka lupa bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, ketika nantinya Tuhan memanggil mereka:
Perpisahan adalah sebuah 'penderitaan' bagi anak-anak dan sebuah 'kegagalan' bagi para pasangan. Selayaknya mereka bisa belajar dari pengalaman, bukan bangga dengan kebebasan yang akhirnya mereka sandang tanpa menghiraukan tangis kesedihan anak-anak yang telah mereka ciptakan dengan penuh cinta di masa kebersamaan....
- Tuhan tidak akan bertanya tentang berapa banyak harta mereka...
- Tuhan tidak akan bertanya tentang berapa negara yang sudah mereka kunjungi...
- Tuhan tidak akan bertanya tentang berapa bahasa yang mereka kuasai...
- Tuhan tidak akan bertanya tentang jabatan apa saja yang sudah mereka miliki...
- Apakah mereka sudah menjalankan kewajiban mereka sebagai umat-Nya?
- Apakah mereka sudah mendidik anak-anak titipan-Nya untuk beribadah sesuai ajaran-Nya?
Perpisahan adalah sebuah 'penderitaan' bagi anak-anak dan sebuah 'kegagalan' bagi para pasangan. Selayaknya mereka bisa belajar dari pengalaman, bukan bangga dengan kebebasan yang akhirnya mereka sandang tanpa menghiraukan tangis kesedihan anak-anak yang telah mereka ciptakan dengan penuh cinta di masa kebersamaan....
Sepatutnya mereka belajar memperbaiki diri menjadi orang-orang dewasa yang benar-benar bijaksana, bukan hanya dalam berkata-kata tetapi juga dalam bersikap dan bertingkah laku dihadapan anak-anak mereka. Karena bagaimanapun, anak-anak akan berkaca pada orang tuanya....
Cukup sudah kegagalan pertama dalam 'rumah tangga', jangan lagi menambah kegagalan berikutnya yang menghancurkan masa depan anak-anak kalian semua.... Jadilah manusia dewasa yang benar-benar layak menyandang status 'orang tua' ... bersikaplah bijaksana sesuai usia kalian yang sudah diambang senja.... Belajarlah dari kegagalan yang sudah ada dan jadilah orang tua yang patut dicinta dan dipuja oleh anak-anak kalian selamanya....
*Orang-orang 'gagal' yang selayaknya belajar dari pengalaman, kembalilah ke jalan yang benar mulai dari sekarang....
by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi
JAPAN
*Orang-orang 'gagal' yang selayaknya belajar dari pengalaman, kembalilah ke jalan yang benar mulai dari sekarang....
by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi
JAPAN
http://immabook.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar