Senin, 28 Maret 2022

WONG SEPUH: MEMBANTU MENEMANI VS MENEMANI MEMBEBANI

 

sumber: pngtree

Semua dari kita pastinya memiliki orang tua (wong sepuh). Wong sepuh terkadang memiliki beberapa kebiasaan yang hampir sama karena mereka sudah sepuh (tua) dan tidak aktif bekerja lagi dalam artian sudah pensiun, sehingga kebanyakan dari mereka cenderung lebih santai.

Ini patut kita mengerti karena para sepuh ini sudah bekerja keras di masa mudanya, jadi mereka layak untuk beristirahat, bersantai, menikmati hidup dari hasil kerja kerasnya.

Sementara kaum muda, usia belasan (15-16-17-18-19) - puluhan (20-21), adalah masa-masa aktif dan memaksimalkan tenaganya untuk bekerja keras. Jadi, jika ada kaum muda yang memiliki atau meniru kebiasaan wong sepuh, hmmm..! ini namanya PEMALAS tingkat dewa.

Hampir semua wong sepuh pastinya tinggal sendiri karena semua anak-anaknya sudah memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing dan tak jarang tinggal berbeda kota. Tetapi, ada kalanya mereka ditemani serumah/seatap oleh anaknya atau cucunya.

Nah, disini kita akan membahas tentang BAGAIMANA seharusnya kita memilihkan teman untuk menemani wong sepuh kita. 

Jika ada dua pilihan:

Pertama: Ditemani oleh satu orang yang tidak hanya menemani secara fisik, tetapi juga membantu sepenuh hati ATAU Kedua: Ditemani beberapa orang tetapi justru malah membebani. Mana yang akan kalian pilih?... PASTInya yang pertama kan... Yess..!! Jika kalian pilih yang pertama, berarti kalian termasuk orang-orang yang perduli dan sayang terhadap wong sepuh kalian.

Apa arti MEMBANTU MENEMANI...? Artinya adalah orang yang tinggal bersama seatap/serumah dengan wong sepuh itu tidak hanya bertindak menemani saja secara fisik, tetapi juga membantu mengambil alih pekerjaan-pekerjaan rumahnya, seperti: menyapu, menge-pel, menyirami tanamannya, mencuci (meskipun dengan mesin cuci), menyetrika, belanja, dan preparing masakan ('preparing' ya, karena terkadang wong sepuh lebih suka eksekusi langsung masakan mereka), JADI 'preparing' disini adalah menyiapkan semua bahannya: mengiris bawangnya, meng-uleg bumbunya, dll, sehingga wong sepuhnya tinggal cemplung-cemplung saja ketika memasak. Jadi, yang berat-berat itu dikerjakanlah oleh orang yang bertugas menemani yang tinggal serumah-seatap. Ok, dari sini paham ya... 

Lalu apa bedanya dengan MENEMANI MEMBEBANI...? Disini artinya adalah orang yang tinggal bersama seatap/serumah dengan wong sepuh ini hanya sekedar menemani secara fisik saja, tetapi TIDAK MEMBANTU mengambil alih/meringankan pekerjaan-pekerjaan rumahnya, seperti: ya hanya menemani, sibuk dengan kegiatannya sendiri, bermain hp, di depan laptop pura-pura sibuk belajar dari pagi buta sampai tengah malam, sehingga wong sepuh ini justru yang mengerjakan pekerjaan rumah sendirian dan bahkan melayani semua kebutuhan anak muda ini. Wong sepuh ini harus menyirami tanamannya sendiri, belanja sendiri, dan bahkan memasak sendiri. Ketika masakan sudah matang, si anak muda ini tinggal makan. Inilah tipe orang yang hanya MENEMANI MEMBEBANI. Jadi sebenarnya, keberadaan mereka sama sekali TIDAK BERMANFAAT karena justru menjadi beban bagi wong sepuh yang seharusnya sudah saatnya istirahat, santai, menikmati hidup, jadi malah HARUS melayani dan mengurusi anak muda belasan tahun yang PEMALAS.

Kita harus PEKA dengan situasi dan kondisi wong sepuh kita, jangan sampai wong sepuh kita ditemani oleh tipe orang yang hanya MENEMANI MEMBEBANI. Hal itu mungkin di awal tidak terasa berat bagi wong sepuh, tetapi lama-kelamaan akan memberatkan dan bisa jadi membuat wong sepuh kita celaka. 

Jika memang wong sepuh kita ditemani oleh cucunya yang sudah besar, usia belasan (15th - 19th), maka ajarkan anak2 muda ini untuk PEKA dan membantu pekerjaan rumah neneknya. Karena anak-anak usia 15-16-17-18-19 th itu sudah seharusnya dididik untuk bertanggung jawab mengerjakan pekerjaan2 rumah, apalagi jika cucunya seorang PEREMPUAN. Sebanyak apapun uang anda, jangan memanjakan anak-anak anda/cucu anda, apalagi membiarkan remaja perempuan muda ini melakukan tindakan tidak sopan dengan menyuruh-nyuruh orang yang lebih tua untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk menyuruh mencucikan pakaian remaja perempuan muda ini bahkan mencucikan baju2 dalamnya dan menyetrikakannya. Ini sangatlah TIDAK MENDIDIK bagi para muda ini.

Perilaku yang TIDAK PEKA dari remaja muda ini bisa membuat wong sepuh kita celaka. CONTOH: karena remaja muda ini tidak peka, tidak punya inisiatif untuk membersihkan rumah neneknya, tidak mau menyirami tanaman neneknya, sehingga neneknya sendiri yang melakukan itu semua, menyirami tanaman, lalu terpeleset, jatuh, sehingga tangannya patah. INI kejadian yang nyata terjadi. Atau ketika anak-anak muda ini tidak peka terhadap kondisi rumah yang kotor, berdebu, sehingga si AYAH atau PAKDHE ini yang membersihkan garasi rumah baru yang ditempati neneknya, lalu si AYAH/PAKDHE ini terpeleset sehingga kakinya bocor berdarah-darah. Bisa dibayangkan seperti apa...?... Dua orang berusia tua (nenek dan ayah/pakdhe) menjadi KORBAN karena para muda yang tidak peka, pemalas, dan hanya menjadi beban wong sepuh.

Bukalah mata, hati, telinga kalian semua bahwa memilih teman seatap-serumah bagi wong sepuh itu sangatlah PENTING. Bukan hanya sekedar menemani secara fisik tetapi selebihnya justru malah menjadikan beban bagi wong sepuh kita.

Kembali lagi kepada sifat PEKA. Satu orang PEKA jauh lebih berharga dibandingkan 5 orang EGOIS, PEMALAS dan TIDAK PEKA.

Ajari para muda ini (khususnya remaja perempuan muda ini) untuk TIDAK PEMALAS, TIDAK EGOIS, dan bersikap sopan terhadap yang lebih tua, karena nantinya mereka juga akan menua. Apalagi anak remaja perempuan, sudah selayaknya bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga meskipun hanya sekedar menyirami tanaman, menyapu, mencuci piring/gelas kotor, atau mencuci bajunya sendiri dengan mesin cuci. Coba bayangkan, sudah ada mesin cuci, tetapi masih berani menyuruh orang yang lebih tua yang masih saudara ayahnya untuk mencucikan bajunya, menyetrikakannya. Apakah yang seperti ini beradab..? Sepertinya SANGAT TIDAK BERADAB

Sebagai CONTOH lainnya: saya tinggal berdua dengan ibu saya yang termasuk kategori lansia atau wong sepuh, disini saya tidak pernah membiarkan ibu saya menyiram-nyiram tanaman, tidak pernah membiarkan ibu saya menyapu apalagi menge-pel, dan tidak pernah membiarkan ibu saya belanja dan memasak. Semua pekerjaan rumah adalah tanggung jawab saya, saya mengerjakan semuanya disamping pekerjaan kantor saya. Semua itu bisa saya lakukan karena pembagian waktu yang tepat mulai dari dini hari sampai saat saya harus berangkat bekerja di luar rumah. JADI, ibu saya benar-benar hanya fokus pada kegiatannya sendiri seperti: menonton televisi, membaca Qur'an, bermain hp - wa dengan grup2 teman lansianya, berjemur matahari, dan leyeh-leyeh (santai-santai). Pkl. 03.00 dini hari kami sudah bangun, melakukan sholat malam, lalu menunggu subuh pkl. 04.00, setelah sholat subuh, biasanya kami menonton TV sambil minum segelas kopi susu, ibu saya masih melanjutkan menonton TV sementara saya sudah sibuk beberes rumah, menyiapkan makanan untuk ibu saya, menyirami tanaman2, dan memberi makan kucing kesayangan saya. Pkl. 06.00 pagi saya berangkat ke rumah suami saya untuk memasakkan makanan untuk suami saya, membereskan rumahnya, memberi makan kucing yang ada di rumah suami saya dan kemudian saya berangkat bekerja ke kampus. Inilah salah satu CONTOH kegiatan saya bersama ibu saya dan kegiatan saya mengurus suami saya. Memang seharusnya kita memperlakukan wong sepuh kita dengan istimewa, hanya untuk fokus pada diri mereka sendiri tanpa harus dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan rumah apalagi belanja & memasak. 

INTInya adalah JANGAN mendidik ramaja muda untuk menjadi PEMALAS, karena itu akan merugikan diri sendiri dan juga orang-orang di sekitar kita. Didiklah para muda untuk mengatur waktunya dengan baik, berdisiplin dan peka terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. JANGAN hanya memfokuskan para remaja muda ini dengan NILAI yang bagus karena apalah arti sebuah nilai yang bagus jika BERPERILAKU TIDAK BERADAB.

Bagi para muda, PEKA-lah terhadap orang di sekitar kalian. Ketika melihat si nenek angkat siram-siram tanaman, langsung ambil alih untuk menyiram tanaman tersebut, esok harinya lakukan itu secara rutin dengan kemauan sendiri. Ketika si nenek angkat akan belanja, langsung ambil alih, tawarkan apa yang mau dibeli yang kamu bisa pergi jalan kaki untuk belanja. Gunakan kaki dan tangan-mu secara nyata, jangan hanya maunya diantar kesana kesini naik motor dan mobil tanpa mau menggunakan kaki secara nyata, jangan hanya maunya berleha-leha. Esoknya lakukan itu secara rutin. Ketika melihat si ayah angkat sapu-sapu halaman yang kotor karena banyak runtuhan daun2, segera ambil alih untuk menyapunya, esok harinya lakukan itu secara rutin. Bangunlah lebih pagi supaya waktunya lebih banyak manfaatnya. INGAT-LAH, sudah begitu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para orang tua (nenek angkat dan ayah angkat) untuk mu wahai remaja perempuan, jangan terus menerus memperbudak mereka (wong sepuh: nenek angkat dan ayah angkat) seumur hidupnya. Jangan sampai menyesal, belum bisa membalas budi baik mereka, hanya menguras uang dan tenaga si ayah angkat saja, tetapi kamu sudah dewasa, menikah, berumah tangga, mengikuti suami, kembali kepada orang tua kandung dan meninggalkan si ayah angkat selamanya. Hiduplah dengan jujur dan sederhana, jangan pernah lagi berpura-pura karena meskipun nenek angkat dan ayah angkat bisa kamu bohongi, tetapi Tuhan Maha Melihat dan Mengetahui apa yang sudah kamu lakukan selama ini.

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa jangan hanya MENEMANI saja tetapi justru malah MEMBEBANI wong sepuh, TETAPI selayaknya MENEMANI DAN MEMBANTU mengurangi beban wong sepuh. 

"Kebenaran dan Kejujuran itu terkadang menyakitkan, tetapi HARUS dituliskan dan diungkapkan agar menjadi pelajaran dalam kehidupan yang akan datang"

#bukamata #bukahati #didikyangmuda


Have a nice Monday...!

Love,
immawa
28 Maret 2022



Sabtu, 26 Maret 2022

Pentingnya mendidik perempuan untuk menjadi BERADAB dan TIDAK BIADAB

sumber: hidayatullah.com

Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang sangat mulia. Agama Islam meninggikan derajat seorang perempuan sehingga dia menjadi salah satu aspek penting dalam beribadah kepada Allah SWT. Pada dasarnya, perempuan memiliki hak khusus dimana dia harus dimuliakan. Bukti kemuliaan perempuan itu tertulis dalam Al Qur'an khususnya di Surat An Nisa (Subangkit, 2020).

Rasulullah SAW juga bersabda  tentang keistimewaan perempuan di banyak hadits. Ada banyak definisi PEREMPUAN menurut hadits, sbb:

Pertama:

Perempuan salihah adalah perhiasan dunia. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda:

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang salehah" (HR. Muslim).

Kedua:

Perempuan salihah lebih baik daripada bidadari surga. Seorang perempuan salihah memiliki keistimewaan dan kelebihan yang membuat mereka lebih mulia dibandingkan para sahabat surga. Sebagaimana hadits Rasulullah yang berbunyi:

"Dalam hadits disebutkan Rasulullah bersabda: 'Perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga 70.000 kali lipat'".

Ketiga:

Perempuan diberi pengecualian khusus dalam beribadah. Pada masa-masa tertentu perempuan diperbolehkan untuk tidak menunaikan sholat dan puasa, seperti saat haid dan nifas. Hak khusus tersebut tentunya tidak dimiliki oleh kaum laki-laki. Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:

"Siapa saja wanita yang mengalami haid, maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi kafarah (tebusan) bagi dosa-dosanya yang terdahulu". 

Keempat:

Dapat masuk surga dari pintu manapun. Dari Abdurrahman bin 'Auf  radhiyallahu'anhu, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika seorang wanita menunaikan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mena'ati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: 'masukkah kedalam surga dari pintu manapun yang kamu mau'" (HR. Ahmad).

Kelima:

Perempuan hamil dan melahirkan setara dengan jihad. Dalam Islam kedudukan seorang perempuan sangat mulia. Bahkan, pengorbanan perempuan yang sedang hamil dan melahirkan sama pahalanya dengan jihad. Rasulullah SAW bersabda:

"Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah SWT. Orang yang mati karena thaun, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena ada luka parah didalam perutnya, orang yang mati sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang mati karena tertimpa benda keras, dan wanita yang mati, sementara ada janin di kandungannya" (HR. Abu Daud, 3111).

Keenam:

Derajat ibu lebih tinggi daripada ayah. Perempuan juga dimuliakan dengan cara ditinggikan derajatnya sebagai seorang ibu. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits rasulullah berikut ini:

"Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah: 'Wahai Rasulullah, kepada siapa seharusnya aku harus berbakti pertama kali?' Rasulullah memberikan jawaban dengan ucapan: 'ibumu' sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan 'ayahmu' (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Selanjutnya, kita akan membahas tentang ADAB. Kenapa ini penting? karena dalam menjalani kehidupan, kita tidak bisa bersikap semau-maunya, ada tata krama atau sopan santun yang harus diperhatikan saat akan melakukan sesuatu. Begitupun yang diajarkan dalam Islam, ada adab yang harus diikuti oleh umat muslim.

ADAB dalam bahasa Arab berarti: budi pekerti, tata krama, atau sopan santun (Pratiwi, 2019). Secara keseluruhan, ADAB memilikki arti segala bentuk sikap, perilaku, atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti, atau akhlak. 

Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang-orang yang memiliki adab/akhlak daripada mereka yang berilmu. Ini juga yang menjadi misi utama kenabian Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

'Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlakul karimah" (HR. Bukhari).

Jadi, kualitas diri seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak ilmu yang dimiliki, tetapi bagaimana akhlaknya dalam memanfaatkan ilmunya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang mulia akhlaknya"

ADAB menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik kehidupan sendiri, keluarga, maupun sosial. Dengan ADAB, seorang muslim yang sejati akan menjadi mulia di hadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW serta sesama manusia.

BIADAB itu sebenarnya hampir sama dengan manusia yang TIDAK BERADAB

Ada 6 arti BIADAB menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

  1. Belum beradab
  2. Belum maju kebudayaannya 
  3. Tidak tahu adat atau sopan santun
  4. Kurang ajar
  5. Tidak beradab
  6. Kejam
Kenapa kita harus membahas PENTINGNYA MENDIDIK 'perempuan' untuk menjadi beradab dan tidak biadab, karena perempuan adalah makhluk yang paling istimewa di bumi ini, yang akan melahirkan manusia-manusia penerus bumi, dan yang seharusnya bisa menjadi pelindung, penolong, dan membantu manusia lainnya yang lebih tua.

MENDIDIK seharusnya dimulai dari sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga ketika dia menjadi sosok perempuan dewasa bisa menjadi seorang perempuan yang memiliki adab dalam menjalani kehidupannya.

Mendidik itu adalah peran dari pasangan orang tua yaitu ayah dan ibu, orang-orang lainnya seharusnya tidak perlu terlalu ikut campur mendidik si anak ini. Tetapi, ketika orang lain yang lebih tua ikut campur dalam urusan mendidik seorang anak dari pasangan suami-istri, maka bisa dipastikan akan menjadi musibah terbesar dalam sebuah rumah tangga.

Seorang anak perempuan tidak seharusnya dididik secara manja berlebihan karena sebenarnya hal tersebut justru akan menjadi boomerang bagi orang tuanya atau orang-orang disekitarnya. FAKTA ini banyak terjadi di sekitar kita.

Sebagai CONTOH:
Seorang anak perempuan, sejak kecil selalu dimanjakan oleh ayahnya, kakek neneknya, dan seluruh keluarga besarnya. Ketika si anak ini melakukan tindakan yang tidak sopan terhadap ayahnya, maka si nenek akan langsung membelanya bahkan memarahi si ayah di depan si anak perempuan ini. Hal ini terjadi terus menerus hingga anak perempuan ini semakin bertambah usia. Ini menjadi suatu kebiasaan buruk bagi si anak yang merasa bahwa sikapnya yang tidak sopan terhadap ayahnya adalah hal biasa karena pasti nantinya si nenek akan membelanya. Keluarga ini tidak menyadari bahwa didikan ini menjadikan kehidupan keluarga si ayah beberapa kali berantakan akibat ulah si anak dan belaan dari si nenek yang terlalu menyayangi cucu perempuannya. Memanjakan - membela berlebihan adalah sebuah kesalahan besar.

Seorang anak perempuan harusnya dididik untuk bersikap hormat terhadap ayahnya, hormat terhadap orang yang lebih tua, bukan seolah-olah merasa menjadi RATU karena selalu ada pembela dari si nenek. Seorang anak perempuan seharusnya diajari untuk bersikap PEKA. Peka terhadap situasi dan keadaan di sekitarnya. MISALnya: ketika si ayah sedang sibuk bersih-bersih rumah, seharusnya dia peka untuk sigap membantu ayahnya. Ketika si nenek sibuk bersih-bersih rumah, seharusnya dia peka untuk sigap mengambil alih pekerjaan bersih-bersih rumah neneknya. Sifat PEKA ini sangat penting dalam menjalani kehidupan, apalalagi jika suatu saat nanti anak perempuan ini dewasa dan menikah. Sangat penting bersikap PEKA terhadap suaminya atau keluarganya jika nanti dia menikah.

Akibat didikan yang salah dari orang-orang di sekitarnya yang selalu membela apapun tingkah lakunya, membuat anak perempuan ini tumbuh menjadi perempuan yang EGOIS, TIDAK PEKA, PEMALAS, dan TIDAK MEMILIKI RASA BELAS KASIH. Parahnya, anak perempuan ini menjadi seorang perempuan yang BIADAB atau TIDAK BERADAB.

Dalam kesehariannya, anak perempuan yang sudah tidak bisa disebut anak-anak lagi, hanya fokus pada dirinya sendiri. Kebiasaannya hanya makan, tidur, main hp, pura-pura belajar di depan laptop padahal yang dilakukannya adalah menonton drama korea atau chatting dengan teman-teman prianya. Dia seolah-seolah sibuk dengan laptopnya, sehingga membiarkan ayahnya melakukan aktifitas bersih-bersih rumah sendiri, mengepel-menyapu halaman, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang seharusnya si anak perempuan ini masih ada waktu untuk membantu ayahnya. Dia juga seolah tidak perduli ketika neneknya harus beberes rumah sendiri, belanja sendiri, dan memasak sendiri. Sementara dia hanya tinggal makan saja ketika masakan neneknya telah siap tersaji. 

Belum lagi perilakunya yang sudah menjadi kebiasannya untuk menyuruh-nyuruh ayahnya seolah-olah si ayah yang usianya jauuh lebih tua ini dianggap sebagai budaknya. Menyuruh ayahnya mengantar kesana kesini untuk urusan sepele, seperti hanya ke indomaret yang jaraknya tidak lebih dari 100m atau hal-hal sepele lainnya. Parahnya, dia juga dengan songongnya menyuruh ayahnya membelikan ice cream ke indomaret padahal saat itu hujan deras sekali. Saat itu juga si ayah harus berangkat dengan menggunakan payung hanya untuk membelikannya ice cream bagi si anak perempuan BIADAB ini, anak perempuan yang BUKAN LAGI kategori anak-anak.

Bisa dibayangkan, orang-orang tua yang ada di sekitarnya (neneknya - ayahnya) dijadikan BUDAK olehnya. Perilakunya yang seolah-olah sangat sibuk di depan laptopnya, membuat nenek dan ayahnya tidak pernah meminta dia untuk membantu mereka. Hanya sekedar menyapu halaman saja TIDAK PERNAH dilakukannya, hanya sekedar menyirami bunga2 tanaman neneknya pun juga TIDAK PERNAH dilakukannya, hanya sekedar menyapu dan menge-pel garasi rumah neneknyapun juga TIDAK PERNAH dilakukannya. Hingga suatu ketika, pernah kejadiannya si ayah ini yang membersihkan garasi rumah neneknya, menge-pel nya, sampai akhirnya terpeleset dan menyebabkan kakinya bocor berdarah-darah. Apa yang dilakukan si anak perempuan ini?... perduli dengan kaki bocor ayahnya? TIDAK SAMA SEKALI. Apakah setelah itu si anak perempuan ini punya inisiatif untuk mengambil alih pekerjaan menyapu-menge-pel garasi?... TIDAK SAMA SEKALI..!! dia seolah tidak perduli sama sekali. Kaki ayahnya yang bocor tidak menghalangi dirinya untuk terus memperBUDAK ayahnya.

KEJADIAN celaka ini pada akhirnya harus terulang kembali, jika beberapa bulan yang lalu si ayah yang terpeleset sehingga kakinya bocor, sekarang si nenek yang terpeleset sehingga tangannya patah.

Hellooooo....!
Apakah anak perempuan ini berubah perilakunya?... TIDAK SAMA SEKALI.

Ketika si nenek kondisi tangannya patah, secara otomatis aktifitas kegiatan si nenek bersih2 rumah menjadi terhambat, tidak ada lagi yang belanja dan memasakkan makanan untuknya. 

Apakah si anak perempuan ini berinisiatif untuk mengambil alih tugas2 tersebut?... TIDAK SAMA SEKALI...! Semakin dia memperbudak ayahnya lebih parah. Bahkan tidak hanya ayahnya yang diperbudak, tetapi dia juga memperbudak adik ayahnya, yang notabene seharusnya dia hormati karena usianya jauh lebih tua.

Adik ayahnya (kita sebut saja "Tante R") diperbudaknya untuk bersih-bersih rumah, menyapu, menge-pel, mencuci semua perabot kotor (piring gelas panci dll), memasakkan makanan untuknya dan ketika masakan itu tidak sesuai, dibuangnya ke sungai dan dilaporkannya ke neneknya bahwa masakan si Tante R ini tidak enak, layak dibuang. Tidak cukup sampai disitu, bahkan si anak perempuan ini juga memperbudak Tante R untuk mencucikan bajunya, bahkan celana dalamnya, lalu disuruhnya juga si Tante R ini untuk menyetrikakan baju-bajunya. Seorang Tante = adik ayahnya yang seharusnya dihormati, justru dijadikan BUDAK baru oleh dia. 

Bahkan tak segan-segan dia menyuruh si tante ini sambil dia duduk santai main hp. Dia mengatakan: 'Tante R, gelas itu kotor, cucikan'...
'Tante R, sayur itu belum dihangatkan, hangatkan..!'

Ketika si tante ini sibuk menyapu rumah, si anak perempuan ini dengan songongnya tetap duduk santai di atas kursi sambil bermain HP. Sama sekali TIDAK BERADAB terhadap orang yang lebih tua.

Helloooo....!
Inilah hasil memanjakan seorang anak secara berlebihan. Sehingga anak perempuan ini tumbuh besar menjadi orang yang TIDAK BERADAB dan BIADAB

Apalagi jika sebuah KEBENARAN harus terungkap bahwa anak perempuan BIADAB ini sebenarnya adalah anak angkat. Betapa ini sangat kejam, dia yang seharusnya bisa bersikap baik, membalas budi baik ayah angkatnya, tetapi justru bersikap semena-mena terhadap ayah angkatnya. Berperilaku seolah-olah RATU di rumah itu, semua yang ada di sekitarnya adalah BUDAKnya. Si nenek angkat dijadikan BUDAK untuk belanja, memasak dan bersih2 rumah. Si ayah angkat dijadikan BUDAK untuk bersih-bersih garasi, halaman, mengantar jemput kemanapun dia mau pergi, menguras uang ayahnya untuk keperluannya, tidak perduli betapa susah ayahnya mencari uang untuk kehidupannya.

Bagaimana jika tiba-tiba nenek angkat dan ayah angkatnya yang sudah terbiasa menjadi budaknya sehari-hari ini meninggal dunia?... Apa yang akan terjadi dengan perempuan yang tak beradab ini?.. karena dia terbiasa menyuruh-nyuruh, terbiasa malas, tidak mau menggunakan kaki dan tangannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tidak pernah belanja, tidak pernah membantu memasak makanan.... Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengannya yang terbiasa hanya menjadi BEBAN dan BENALU, Wallahu a'lam...!

Perilaku ini sudah mendarah daging dan sulit untuk diperbaiki. Perilaku BIADAB-nya, kepura-purannya, berbohongnya yang luar biasa, menjadi perilaku mendarah daging dalam dirinya.

Hal ini sangat membahayakan jika dibiarkan terus menerus. Saat ini mungkin hanya kaki ayah angkatnya yang bocor, dan tangan nenek angkatnya yang patah. Bisa jadi di waktu yang akan datang akan lebih parah dari itu.

Dari sini kita belajar, pentingnya mendidik anak perempuan untuk menjadi perempuan yang beradab agar tidak menjadi biadab. Pentingnya mengajari anak perempuan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah, mengajari menghormati yang lebih tua, mengajari bersikap peka, mengajari disiplin, dan mengajari untuk bersikap sederhana dan jujur.

GUSTI ALLAH mboten sare
Semoga si nenek angkat dan si ayah angkat dan keluarganya bisa diberikan keselamatan dan kebaikan, semoga si anak perempuan BIADAB (yang sebenarnya BUKAN LAGI kategori anak-anak) ini segera mendapatkan kesadaran dan ditunjukkan kebenaran tentang jati dirinya yang sebenarnya sehingga dia bisa bersikap hormat kepada nenek angkat dan ayah angkatnya.

Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Have a nice weekend...


Love
immawa
26 Maret 2022