Sabtu, 23 Oktober 2010

Apakah "Cinta" Selalu Harus Memiliki..????....

Ketika kita berbicara tentang "cinta", maka kita akan berbicara tentang sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang sulit untuk diceritakan tetapi begitu mudah untuk dirasakan dan tidak mengenal perbedaan lapisan dan tingkatan. Siapapun, berapapun, bagaimanapun, dimanapun bisa merasakan apa itu "cinta".

Seringkali orang berpikir bahwa "cinta" itu haruslah saling memiliki. Dalam artian bahwa sesuatu yang dicintai haruslah dimiliki. Hmmmm....menurut pendapat saya, mungkin itu pendapat yang kurang begitu dewasa dan bijaksana. Mungkin pendapat bahwa "cinta harus memiliki" pantas bagi remaja atau anak-anak ABG yang sedang dibuai indahnya madu asmara. Sehingga dalam pemikiran mereka hanya terisi oleh bagaimana untuk selalu bisa bersama dan berdua.....

Pendapat itu akan berubah ketika kita sudah menjadi manusia dewasa, karena kita sudah memahami dengan lebih dalam arti cinta yang sesungguhnya, sudah mengerti tentang kompleksnya sebuah "cinta".

"Cinta" tidak hanya berisi kebahagiaan, gelak tawa dan pujian. Tetapi juga berisi kekecewaan, kesakitan, kesedihan, kemarahan. Jika sebuah cinta harus selalu memiliki, itu akan menjadi sebuah "ujian", khususnya bagi sebuah pasangan.

Ketika "cinta" menyatukan dua jiwa dalam mahligai suci sebuah pernikahan, maka itu adalah "ujian" bagi mereka untuk mempertahankan keutuhan cinta. Bagaimana saling menerima kelebihan dan kekurangan sang belahan jiwa. Bagaimana saling mendukung satu sama lain ketika sedang dalam kesulitan dan keterpurukan. Dan yang terpenting adalah bagaimana tetap bisa saling mencintai dalam kondisi apapun.

Dalam kebersamaan "cinta", kita harus tetap bersikap dewasa. Dalam artian, kita harus benar-benar menyadari bahwa pasangan jiwa kita TIDAK selamanya selalu bersama. Kita tidak bisa memilikinya selamanya, ada saatnya nanti dia akan pergi kembali kepada Sang Maha Pencipta. Itu yang harus benar-benar kita pahami.

Dari sini, jelaslah sudah bahwa "cinta tak selalu harus saling memiliki". Apapun yang kita miliki dan kita cintai sepenuh hati, semuanya akan kembali kepada yang lebih berhak, yaitu Tuhan Sang Pencipta alam semesta.

Begitupun bagi orang-orang yang "sendiri". Kesendirian bukanlah suatu dilema, bukanlah suatu aib, bukanlah suatu kepedihan. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kesendirian. Karena pada akhirnya pun semua orang juga akan "sendiri" dan kembali kepada-Nya pun dalam keadaan "sendiri".

Cobalah kita tengok ke belakang, ketika seorang bayi dilahirkan dalam keadaan sendiri. Kemudian tumbuh menjadi remaja, dewasa dan bertemu dengan belahan jiwanya, melangsungkan pernikahan. Menjadi sebuah pasangan yang kemudian mempunyai anak-anak yang manis. Ketika anak-anak manis itu tumbuh dewasa, bertemu dengan belahan jiwanya masing-masing dan akhirnya harus meninggalkan kedua orang tuanya. Yang tadinya beramai-ramai akhirnya menjadi hanya berdua, dan kemudian akhirnya sendiri dan kembali pada-Nya. Itu semua adalah lingkaran kehidupan, yang semua manusia alami. Jadi, kenapa harus takut dengan "kesendirian"...???... Kenapa harus malu dengan "kesendirian"...???.... Kenapa harus menganggap "kesendirian" sebagai sebuah aib...????..... Karena pada akhirnya pun semua orang juga akan "sendiri".

Dalam hidup ini, kita harus mempunyai persentase yang tepat dalam "cinta", supaya kita tidak terjebak kedalamnya. Misalkan, berikanlah cintamu 50% untuk Sang Maha Pencipta, 20% untuk dirimu sendiri, 15% untuk keluarga dan 15% untuk belahan jiwa.

Jadi, ketika anda kehilangan belahan jiwa anda, maka itu tidak akan mengurangi apapun dalam hidup anda. 

Tetapi sebaliknya, jika anda memberikan persentase terbesar pada belahan jiwa anda, maka ketika dia pergi dari kehidupan anda, itu akan membuat anda SANGAT kehilangan dan mungkin terpuruk dalam kesedihan yang panjang. Jadi saran saya, cintailah diri anda sendiri lebih banyak daripada anda mencintai belahan jiwa anda.

Dan bagi siapapun yang saat ini sedang "sendiri", janganlah menganggap "kesendirian" itu sebagai sebuah kesedihan ataupun aib. Banyak hal positif yang bisa kita kerjakan. Dan ingatlah bahwa siapapun semuanya pada akhirnya juga akan kembali "sendiri" ketika tiba saatnya dipanggil menghadap-Nya.  Keep smile always....

*Salam sejuk dari negeri sakura....


by: imma.w.a.
721-8 Kami-okubo
Sakura-ku, Saitama-shi
JAPAN


Tidak ada komentar: